Sudirman Said Puji Faisal Basri saat Pimpin Tim Pemberantasan Mafia Migas

5 September 2024 14:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said datang ke kediaman Faisal Basri yang wafat hari ini, Kamis (5/9).  Foto: Ghifari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said datang ke kediaman Faisal Basri yang wafat hari ini, Kamis (5/9). Foto: Ghifari/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, melayat ke kediaman Faisal Basri yang wafat hari ini, Kamis (5/9). Dia turut menyampaikan duka mendalam.
ADVERTISEMENT
Sudirman Said mengenang sosok Faisal saat mendiang ditunjuk menjadi Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Sektor Migas atau sering disebut Tim Pemberantasan Mafia Migas pada 2014.
"Pada saat saya jadi menteri, beliau bersedia menjadi ketua tim reformasi tata kelola migas yang dikenal dengan tim pemberantasan mafia migas dan karena kredibilitas Bang Faisal maka pada waktu itu banyak sekali orang-orang ahli yang sehat bergabung dalam tim ada di upstream, kilang, hukum, dan ekonomi," ujar Sudirman Said di rumah duka Faisal Basri di Kompleks Gudang Peluru Blok A 60, Tebet, Jakarta Selatan.
Dalam kesempatan tersebut, Sudirman Said mengenang jasa ekonom senior Faisal Basri saat membubarkan anak usaha PT Pertamina (Persero), Petral. "Tim itu sukses besar karena 12 rekomendasi yang diberikan memang kita jalankan termasuk di antaranya membubarkan Petral yang menghasilkan efisiensi luar biasa bagi Pertamina," katanya.
ADVERTISEMENT
Sudirman menilai Faisal sebagai sosok yang berani menyuarakan kebenaran dan keadilan bagi masyarakat sampai akhir hayatnya.
"Beliau terus memberikan pendidikan pada masyarakat tentang keadaan tentang bagaimana seharusnya. Kita doakan khusnul khotimah," ujar Sudirman.
Tak hanya itu, Sudirman Said menlai Faisal adalah pribadi yang tak mudah menerima tawaran jabatan.
"Misalnya, beliau adalah pendiri Partai Amanat Nasional, terus sempat maju sebagai sebagai cagub, jadi untuk posisi-posisi yang elected beliau punya perhatian, punya minat, tapi untuk yang ditunjuk sejak dulu diminta jadi apa pun termasuk menjadi Dirjen Pajak, itu beliau tidak menerima tawaran-tawaran itu," tutur Sudirman.