Suharso: Ekonomi Hijau Bisa Genjot Pertumbuhan Ekonomi 6,5 Persen di 2060

23 November 2022 18:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat konferensi pers terkait hasil Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (16/2/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat konferensi pers terkait hasil Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (16/2/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 6,1 - 6,5 persen pada tahun 2050 jika mengimplementasikan ekonomi hijau.
ADVERTISEMENT
"Ini merupakan salah satu manfaat ekonomi yang akan didapatkan Indonesia bila ekonomi hijau tercapai," ujarnya dalam Suharso pada CEO Live Series #2 di Westin Jakarta, Rabu (23/11).
Selain pertumbuhan ekonomi, Suharso menyebut, 87 miliar sampai 96 ton CO2e emisi Gas Rumah Kaca akan berkurang selama periode 2021-2060. Bahkan 68 persen penurunan intensitas emisi karbon dapat dilakukan pada tahun 2045 sebagai bagian dari komitmen pemerintah pada net-zero emission di tahun 2060.
Salah satu target Bappenas dalam mencapai transisi ekonomi hijau adalah mengurangi emisi karbon hingga 27,3 persen pada tahun 2024. Salah satunya adalah pengurangan CO2e yang dihasilkan oleh gas rumah kaca, dimana Bappenas menargetkan dapat berkurang 31,6 persen pada tahun yang sama.
ADVERTISEMENT
"Dengan demikian kemungkinan capaian target NZE (Net Zero Emission) itu pun bisa tercapai tepat waktu atau bahkan lebih cepat," katanya.
Manfaat lainnya yang didapat apabila ekonomi hijau tercapai di Indonesia, menurut dia, yakni 25 persen sampai 34 persen Pendapatan Nasional Bruto (PNB) nasional meningkat di 2045.
“Sebanyak 1,8 juta pekerjaan hijau di 2030 juga akan tercapai berkat ekonomi hijau, utamanya tersebar di sektor energi, kendaraan elektrik, restorasi lahan, dan limbah," kata Suharso.