Suharso Prediksi Angka Kemiskinan Ekstrem Turun ke 0,4 Persen Akhir 2024

21 Agustus 2024 18:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa, menyatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem.
ADVERTISEMENT
Suharso memperkirakan, angka kemiskinan ekstrem dapat terus ditekan hingga berada di bawah 0,5 persen sampai akhir 2024.
"Paling tidak di akhir tahun ini Bisa mendekati 0,5 persen atau 0,4 persen," kata Suharso usai rapat bersama komisi XI DPR, Rabu (21/8).
Suharso belum yakin angka kemiskinan ekstrem dapat mencapai nol persen pada 2024. Ada beberapa alasannya mengapa dirinya tidak yakin dengan capaian tersebut.
"Ya, kita lihat pengurangannya kan juga ada pertambahan orang. Kemarin kan kita dikatakan bahwa yang rentan bertambah. Dari yang kelas menengah, yang akan menjadi kelas menengah itu juga bertambah," kata Suharso.
"Yang kelas menengahnya agak turun. Kemudian saya sampaikan kita tidak bisa melihat seperti itu. Mereka mungkin shifting. Shifting dari pekerja formal kemudian dia menjadi entrepreneur," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Per Maret tahun 2024, angka kemiskinan ekstrem di Indonesia tercatat sebesar 0,83 persen. Angka ini turun sebesar 0,29 persen jika dibandingkan dengan Maret 2023 yang tercatat penduduk miskin ekstrem berjumlah 1,12 persen.
Hal ini diiringi dengan angka kemiskinan Indonesia per Maret 2024 mengalami penurunan jadi 9,03 persen. Angka ini turun 0,33 persen ketimbang Maret 2023 yang tercatat sebesar 9,36 persen.
"Saya tidak tahu apakah di 3 bulan berikut ini, nanti mungkin BPS akan melakukan. Kalau turunnya cepat 0,2 persen 0,3 persen paling tidak di akhir tahun ini bisa mendekati 0,5 atau 0,4 persen. Tapi setidak-tidaknya tahun depan bisa 0 persen," kata Suharso.