Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Diprediksi Tetap di 6 Persen

20 November 2024 9:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada November 2024 diproyeksi akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen.
ADVERTISEMENT
Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky, menyebut inflasi umum pada Oktober 2024 turun ke level 1,71 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari 1,84 persen yoy pada bulan sebelumnya.
"Penurunan ini menjadi yang terendah sejak November 2021 dan masih dalam target Bank Indonesia sebesar 1,5 hingga 3,5 persen. Penurunan tersebut didorong oleh kelompok harga yang diatur pemerintah dan harga bergejolak," kata Riefky Rabu (20/11).
Meski demikian, Riefky menyebut, inflasi inti mengalami sedikit peningkatan ke 2,21 persen yoy akibat kenaikan harga komoditas global. Di sisi lain, rupiah melemah ke Rp 15.770 per USD pada pertengahan November akibat arus modal keluar yang dipicu oleh ketidakpastian geopolitik dan Pemilu AS.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama para Deputi Gubernur menyampaikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (16/10/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
“Dengan kondisi inflasi yang terjaga dan tren depresiasi Rupiah, Bank Indonesia perlu menahan suku bunga acuannya di 6 persen,” tegasnya.
Senada dengan itu, Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, juga memperkirakan suku bunga akan tetap berada di level saat ini.
“Ekspektasinya adalah tetap di 6 persen seiring kondisi global yang masih penuh ketidakpastian, baik dari sisi pemerintahan baru AS maupun geopolitik di Gaza dan konflik Rusia-Ukraina,” kata Myrdal.
Myrdal juga menyoroti risiko fluktuasi rupiah akibat dominasi investor asing pada instrumen keuangan bertenor pendek. “Pergerakan rupiah masih rentan karena porsi signifikan investor asing di instrumen bertenor maksimal 12 bulan,” ujarnya.