Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Suku Bunga Global Diprediksi Terus Menurun, Investasi RI Dinilai Masih Menarik
20 Februari 2025 14:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Tren suku bunga global diprediksi terus menurun di tahun ini, sejalan dengan banyaknya bank sentral negara maju yang akan menurunkan suku bunga acuannya.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan Standard Chartered Wealth Management Chief Investment Office Outlook 2025 yang berjudul Playing Your Trump Card, dibutuhkan dukungan fiskal dan moneter agar ekonomi global tumbuh stabil di tahun ini. Selain itu, investasi diharapkan mampu menjadi pendorong bagi perekonomian.
"Pemangkasan suku bunga akan terus dilakukan oleh sejumlah bank sentral besar dan dukungan kebijakan fiskal di berbagai negara akan memberikan dorongan positif bagi perekonomian," seperti dikutip dari laporan StanChart, Kamis (20/2).
Namun dengan tren suku bunga yang terus menurun, hal ini akan berimbas pada imbal hasil atau yield investasi yang juga menurun. Untuk itu, diperlukan instrumen investasi jangka panjang agar memperoleh yield investasi yang menarik.
"Oleh karena itu, mengunci tingkat imbal hasil di obligasi untuk jangka panjang menjadi lebih menarik," tulisnya.
ADVERTISEMENT
Head of Affluent Segment, Distribution & Wealth Solution, Standard Chartered Indonesia, Tandy Cahyadi, menjelaskan investasi Indonesia masih menarik. StanChart menekankan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang dan peninjauan portofolio secara berkala.
"Dengan berinvestasi di berbagai kelas aset dan menyeimbangkan risiko serta potensi imbal hasil, investor dapat lebih siap menghadapi fluktuasi pasar dan meraih peluang investasi yang tersedia," kata dia.
Lebih lanjut, StanChart juga menekankan prinsip dalam berinvestasi. Salah satunya imbal hasil. Investor diminta mempertimbangkan keseimbangan antara risiko dan potensi imbal hasil ketika membuat investasi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 tumbuh 5,03 persen (yoy). Angka ini melambat dibandingkan 2023 yang tumbuh 5,05 persen (yoy), juga di bawah target pemerintah dalam APBN 2024 sebesar 5,2 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, sejumlah indikator lainnya mulai menunjukkan peningkatan. Indeks manufaktur Indonesia atau PMI Manufaktur mencatatkan ekspansi pada level 51,9 di Januari 2025, naik dari bulan sebelumnya atau Desember 2024 sebesar 51,2. PMI di Januari 2025 merupakan yang tertinggi sejak Juni 2024.
Inflasi juga dinilai masih stabil. Tren penguatan inflasi inti terus berlanjut mencapai 2,36 persen (yoy), mencerminkan permintaan yang masih tumbuh. Beberapa kelompok yang meningkat, antara lain, pakaian dan alas kaki, pendidikan, peralatan rumah tangga, perawatan pribadi, dan jasa lainnya.
Musim hujan yang masih berlangsung juga mendorong naiknya beberapa harga pangan, sehingga menyebabkan peningkatan inflasi harga bergejolak mencapai 3,07 persen (yoy).