Suku Bunga Kembali Naik, Emas Rebound?

3 Mei 2023 9:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
The Fed diprediksi menaikkan suku bunga, emas siap rebound?
zoom-in-whitePerbesar
The Fed diprediksi menaikkan suku bunga, emas siap rebound?
Pada dua pekan pertama Mei 2023, traders menunggu rilis kebijakan suku bunga bank The Fed dan data NonFarm Payrolls (NFP) AS. Prediksinya, The Fed akan kembali menaikkan suku bunganya sebanyak 25 bps pada Kamis (4/5/2023) pukul 01.00 WIB.
Pada hari yang Sama, European Central Bank (ECB) diprediksi juga akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sekitar 25 bps – 50 bps pada pukul 19.15 WIB. Senada, Bank of England (BoE) diprediksi menaikkan suku bunganya sebanyak 25 bps pada Kamis (11/5) pukul 18.00 WIB.
Rangkaian kebijakan tersebut akan mendorong penguatan mata uang USD, EUR, dan GBP. Tingkat suku bunga acuan di negara-negara tersebut sudah tinggi. Kenaikan suku bunga yang terus dilakukan berpotensi menambah risiko pelambatan ekonomi. Bila resesi ekonomi terjadi, maka peluang harga emas rebound pasca berlanjutnya kenaikan suku bunga acuan di negara-negara besar.

Rilis Data NFP AS Masih dalam Tren Turun

Selain kenaikan suku bunga, traders juga mengantisipasi rilis data NFP pada Jumat (5/5) pukul 19.30 WIB. Konsensus memperkirakan NFP periode April 2023 akan mencatatkan pelambatan. Penambahan jumlah lapangan pekerjaan di AS diperkirakan hanya sekitar 190 ribu pekerjaan—untuk periode Maret 2023.
Penambahan lapangan kerja di AS tercatat 236 ribu pekerjaan, melambat dari capaian periode Februari 2023 sebanyak 326 ribu pekerjaan. Jika penciptaan lapangan kerja periode April 2023 melambat, maka sudah 3 bulan berturut-turut NFP di AS mencatatkan penurunan.
Bila penambahan lapangan kerja pada rilis NFP periode April 2023 kembali melandai, kecenderungannya adanya tekanan pada perekonomian AS semakin jelas. Bersama data NFP, data tingkat pengangguran di AS diperkirakan akan meningkat ke level 3,6% dari sebelumnya 3,5 persen pada Maret 2023.
Kondisi tersebut bisa meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar soal peluang terjadinya resesi global. Bila hal tersebut terjadi, pelaku pasar akan cenderung mengejar aset safe-haven. Harga emas bisa rebound di kisaran ±USD2000/troy ons. Di sisi lain, perkembangan ini akan cenderung memberatkan pergerakan indeks saham AS. Nilai mata uang USD juga akan cenderung melemah.

Memanfaatkan Volatilitas Saat Suku Bunga dan Potensi Resesi Tinggi

Bila prediksi tersebut benar, kami melihat ada peluang memanfaatkan volatilitas harga emas dengan memasang posisi buy di jangka pendek hingga menengah. Hal tersebut bisa dilakukan seiring rilis data kinerja perekonomian AS yang berpotensi menunjukkan pelambatan.
Terkait dengan peluang trading dari pergerakan USD yang kami proyeksikan akan cenderung melemah, traders dapat memasang posisi buy untuk GBP/USD dan EUR/USD. Sementara itu, kami melihat peluang untuk memasang posisi sell pada pasangan mata uang USD/JPY.
Di pasar komoditas, harga minyak berpotensi bergerak menguat. Selain potensi kenaikan suku bunga acuan dan resesi, faktor yang menjadi katalis positif yang mendorong penguatan harga minyak adalah pengurangan pasokan oleh OPEC+, serta kenaikan harga jual minyak ke Asia oleh Arab Saudi. Negara OPEC+. Melihat kebijakan negara produsen minyak tersebut, kami melihat peluang untuk memasang posisi buy di jangka pendek dan menengah.
Untuk mengetahui data dan analisis yang lebih lengkap, Anda bisa mengakses link MIFX berikut:
Temukan juga referensi terbaru saat rilis NFP dengan mengikuti sesi Live Trading pada 5 Mei 2023 pukul 19.00 WIB di Youtube MIFX.
Advetorial dibuat oleh Kumparan Studio