Sulitnya Mendapatkan Minyak Goreng Murah Rp 14.000 yang Dijanjikan Pemerintah

7 Januari 2022 20:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Minyak Goreng Rp 14.000 kosong di PD Pasar Raya Cijantung. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Minyak Goreng Rp 14.000 kosong di PD Pasar Raya Cijantung. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga minyak goreng terus mengalami kenaikan sejak akhir 2021, hingga memasuki awal 2022. Per November 2021, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membuat kesepakatan dengan produsen untuk menggelontorkan 11 juta liter minyak goreng yang dijual seharga Rp 14.000 per liter.
ADVERTISEMENT
Hari ini, kumparan kembali mengamati ketersediaan minyak goreng Rp 14.000 per liter di beberapa pasar, yaitu Pasar Minggu, Pasar Cijantung dan Pasar Kramat Jati.
Meski telah mengunjungi tiga pasar yang berbeda, kumparan tidak menemukan minyak goreng Rp 14.000 per liter. Pedagang pasar menjajakan minyak goreng dengan harga yang tinggi, minimal Rp 19.000 per liter.
Manager Pasar Jaya Pasar Minggu, Yohannes Daramosindi, mengatakan operasi pasar minyak goreng sawit terakhir dilaksanakan pada 16 Desember 2021. Operasi pasar tersebut dilaksanakan oleh PT Wilmar Group Indonesia.
“Ada satu merek minyak yang disediakan saat operasi pasar, yaitu merek Fortune. Alokasi minyak goreng sebanyak 400 ctn. Satu ctn sama dengan 6 pcs minyak,” ujarnya kepada kumparan, Jumat (7/1).
ADVERTISEMENT
Pekerja menata minyak goreng curah yang sudah dikemas kantong plastik. Foto: ANTARA FOTO/Patrik Cahyo Lumintu
Operasi pasar dilakukan di 12 unit pasar yang dikelola Pasar Jaya. Total ada 153 pasar yang dikelola Pasar Jaya. Pasar Cijantung yang disambangi kumparan ternyata tidak mendapat giliran operasi pasar.
Kepala Pasar Jaya Cijantung, Suryanto, mengaku operasi pasar dilaksanakan terakhir pada awal bulan puasa 2021. “Bila terkait dengan operasi pasar minyak goreng, belum ada,” terangnya.
Suryanto memperkirakan ketiadaan operasi pasar minyak goreng ini disebabkan keterbatasan pasok minyak goreng. “Kalau mau harga cepat turun, sebaiknya pemerintah juga cepat turun. Kalau ada operasi pasar, biasanya harga komoditas pasar akan turun,” katanya.
Pekerja mengisi minyak goreng curah ke dalam jeriken di salah satu agen penjualan minyak goreng curah. Foto: ANTARA FOTO/Patrik Cahyo Lumintu
Suryanto mencontohkan, apabila ada operasi pasar komoditas telur, harga telur akan stabil dengan sendirinya.
Sementara itu, di Pasar Kramat Jati, operasi pasar minyak goreng berakhir pada 13 Desember 2021.
ADVERTISEMENT
“Saat itu, PT Agrosaritama menyediakan minyak sebanyak 400 ctn. Tidak pernah ada lagi, sekali itu saja,” tutupnya.