Sumatera Utara Ekspor 50,2 Ton Sayur Kol ke Malaysia hingga Jepang

28 Februari 2019 16:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat memantau tempat penyimpanan sayur kubis. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat memantau tempat penyimpanan sayur kubis. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Kubis atau yang lebih dikenal sayur kol dari Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, merupakan produk pertanian hortikultura yang paling banyak menyumbang devisa ekspor di Sumatera Utara
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil, mengatakan ekspor kubis atau sayur kol mengalami peningkatan dan mulai menurun saat terjadinya erupsi di Gunung Sinabung.
"Hingga saat ini ada 5 negara tujuan ekspor kubis asal Berastagi yakni Taiwan, Malaysia, Jepang, Singapura, Korea Selatan," kata Ali Jamil saat melepas ekspor 50, 2 ton kubis ke Malaysia di desa Lambar, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo (28/2).
Berdasarkan catatan kementerian, ekspor sayur kol pada 2012 mencapai 11.747 ton dengan nilai Rp 35,243 miliar, tahun 2013 sebanyak 13.133 ton senilai Rp 39,401 miliar, pada 2014 mencapai 8.933 ton senilai Rp 26,8 miliar.
Sementara ekspor sayur kol dari Berastagi pada tahun 2015 tercatat mencapai 17.043 ton dengan nilai Rp 51,131 miliar, di tahun 2016 sebesar 32. 680 ton dengan nilai Rp 98 miliar.
ADVERTISEMENT
"Tahun 2017 dan 2018 volume ekspor komoditas ini mengalami penurunan. Di tahun 2017 hanya 18.459 ton dengan nilai Rp 55,379 miliar dan di tahun 2018 sebesar 15.228 ton dengan nilai Rp 45,906 miliar," ujarnya.
Harga kubis tinggi Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Menurut Ali, selain disebabkan erupsi gunung Sinabung, penurunan ekspor sayur kol selama dua tahun terakhir juga akibat semakin ketatnya persyaratan kemanan pangan di negara tujuan.
"Terutama Jepang, Korea Selatan, dan Singapura yang memiliki standar syarat keamanan pangan yang cukup tinggi," katanya.
Untuk mengatasi masalah itu, pada awal tahun 2019 Kementerian Pertanian melalui Barantan akan melakukan pendampingan kepada para eksportir agar bisa memenuhi persyaratan ekspor.
Pendampingan tersebut dilakukan mulai dari pertanaman hingga penanganan pascapanen, sampai ke pengangkutan agar sesuai dengan persyaratan dari negara tujuan ekspor.
ADVERTISEMENT
"Penerapan inline inspection insyaallah dapat menjadi solusi untuk kembali meningkatkan volume ekspor kubis asal Sumatera Utara," katanya.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat menunjukkan jenis sayur yang di ekspor ke Malaysia. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Selain sayur kol, pada kegiatan pelepasan ekspor melalui Pelabuhan Belawan ini juga dilakukan secara bersamaan ekspor 19 produk lainnya dengan total nilai Rp 272,166 miliar.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengaku bersyukur ekspor sayur kol ke berbagai negara berasal dari Sumatera Utara. Dia juga mengapresiasi terkait peningkatan kualitas pertanian.
"Kita harus bersyukur Karo diberikan tanah yang subur. Kita harus memanfaatkan ini untuk memajukan pertanian, agar rakyat ini tetap sejahtera," katanya.
Edy berharap pemerintah setempat semakin meningkatkan kualitas pertanian dana manajemennya. Misalnya dengan membuat koperasi agar petani tidak diakali oleh tengkulak yang memainkan harga.
ADVERTISEMENT
"Kita juga sedang mengkaji untuk pembangunan cold storage untuk menyimpan hasil panen. Supaya kualitas komoditas, bisa bertahan lama," katanya.
Berikut rincian produk yang diekspor dari Kabupaten Karo:
Biji kopi 788.845 ton senilai Rp 70,215 miliar Sayur kol 50.2 ton senilai Rp 125 juta Kayu manis 125,5 ton senilai Rp 4,076 miliar Pinang biji 1.485 ton senilai Rp 22,275 miliar Karet lempengan 1.577.88 ton senilai Rp 29,976 miliar Karet lembaran 469.08 ton senilai Rp 1,312 miliar Nipah 151,533 ton senilai Rp 1,057 miliar Lidi 26,8 ton senilai Rp 99 juta Getah pinus 207,832 ton senilai Rp 1,981 miliar Gambir 27 ton senilai Rp 945 juta Minyak sawit 13.620 ton senilai Rp 122,572 miliar Kelapa parut 45.75 ton senilai Rp 2,057 miliar Kayu oak putih senilai Rp 1,245 miliar Kayu karet senilai Rp 9,428 miliar Ekaliptus sawn timber senilai Rp 124 juta Teh 24.8 ton senilai Rp 62 juta Kayu olahan senilai Rp 1,991 miliar Silver prills/palmitic acid 194,1 ton senilai Rp 1,853 miliar Beef produk 9,103 ton senilai Rp 773 miliar
ADVERTISEMENT