Sumitomo Lepas Aset PLTU Tanjung Jati B di Jepara

25 November 2022 14:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTU Tanjung Jati B. Foto: Dok. PLN
zoom-in-whitePerbesar
PLTU Tanjung Jati B. Foto: Dok. PLN
ADVERTISEMENT
Perusahaan raksasa asal Jepang, Sumitomo Corporation, resmi melakukan pelepasan dini aset Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B Unit 1-4 di Jepara, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut merupakan salah satu pembahasan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Special Advisor to the Cabinet of the Government of Japan Maeda Tadashi, di Jakarta, Kamis (24/11).
Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, mengatakan Sumitomo telah menandatangani Principles Agreement dengan PT PLN (Persero).
Selanjutnya, Sumitomo akan mengalihkan investasinya kepada pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kawan Industri Hijau di Kalimantan Utara (Kaltara). Kerja sama ini diresmikan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
"Sumitomo Corporation berencana untuk melakukan pelepasan dini aset PLTU Tanjung Jati B Unit 1-4 dan mengembangkan PLTA Kayan berkapasitas 9.000 MW," ujar Haryo melalui keterangan resmi, dikutip Jumat (25/11).
ADVERTISEMENT
Haryo melanjutkan, upaya tersebut untuk mendukung percepatan dekarbonisasi, penyediaan tenaga listrik dengan tarif yang lebih rendah dari biaya pokok produksi (BPP), dan mendorong investasi energi bersih.
Sementara itu, lanjut dia, PLTA Kayan juga berpotensi untuk mendukung industri hijau di Kalimantan Utara dan penyuplai kebutuhan tenaga listrik di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga dengan delegasi Jepang juga membahas terkait rencana pensiun dini PLTU Cirebon-1 dengan kapasitas 660 MW. MoU terkait hal ini telah ditandatangani oleh PT PLN, Asian Development Bank (ADB) dan PT Cirebon Electric Power.
Jepang Danai Transisi Energi RI USD 500 Juta
Adapun Jepang dan Indonesia telah sepakat untuk menjadi inisiator dalam konsep Asia Zero Emission Community (AZEC). Hal ini merupakan kesepakatan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam pertemuan bilateral saat KTT G20 di Bali, 14 November 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Haryo menjelaskan, melalui inisiatif AZEC ini, Indonesia mendapatkan prioritas pertama pendanaan sebesar USD 500 juta untuk mengimplementasikan program transisi energi dan memperluas kerja sama serta inisiatif dekarbonisasi publik-swasta.
"Inisiatif AZEC didasari kedua negara meyakini bahwa Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global akan menjadi motor penggerak perekonomian dunia sekaligus model kerja sama dalam mewujudkan proses transisi energi yang rasional, berkelanjutan, dan berkeadilan dengan tetap mempertimbangkan kondisi nasional yang berbeda," jelasnya.
Kedua negara juga meyakini keamanan pasokan, keterjangkauan, dan people-oriented adalah kunci utama dalam proses transisi energi untuk mencapai tujuan Net Zero Emission yang memungkinkan Asia dapat memimpin proses transisi energi global tanpa mengorbankan pembangunan ekonomi.
Berdasarkan hal tersebut, Indonesia dan Jepang menyerukan kepada negara-negara Asia lainnya untuk bergabung dalam inisiatif ini. Kedua negara percaya kolaborasi dalam berbagi, pengalaman, dan kapasitas dengan prinsip saling menguntungkan adalah kunci untuk mewujudkan konsep AZEC.
ADVERTISEMENT