Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Survei: Harga Minyak Goreng Curah Masih Jauh dari HET Rp 14.000 per Liter
11 Juli 2022 16:12 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Indikator Politik Indonesia merilis survei nasional terbaru untuk Juni 2022. Salah satu hasil survei tersebut menyebut harga minyak goreng masih belum sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, memaparkan survei ini menggunakan sampel sebanyak 1.200 orang dengan metode wawancara tatap muka dan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Meskipun sudah menurun, tetapi relatif bagi sebagian masyarakat harga minyak goreng masih tinggi. Sekitar 70 persen harga migor masih kurang terjangkau atau tidak terjangkau sama sekali," katanya saat rilis survei, Senin (11/7).
Menurut dia, masyarakat lebih banyak menggunakan minyak goreng kemasan yaitu 68,9 persen, sementara 30,7 persen pengguna minyak goreng curah. Ketika ditanya mengenai harga minyak goreng curah, hanya 9,6 persen pengguna yang mengaku harganya sesuai HET Rp 14.000 per liter.
"36,2 persen pengguna membeli minyak goreng curah per liter di harga Rp 15.000-19.000. Bahkan ada 16,8 persen mereka yang menggunakan minyak goreng curah dengan harga Rp 20.000-24.000 lebih," papar Burhan.
Adapun untuk harga minyak goreng kemasan, 33,4 persen pengguna menemukan harganya masih Rp 20.000-25.000 per liter, dan 38,7 persen mengakui di rentang Rp 25.000-30.000 per liter. Bahkan, 5 persen mengakui harganya masih Rp 30.000-35.000 per liter.
ADVERTISEMENT
Burhan melanjutkan, tren harga minyak goreng baik itu kemasan maupun curah mengalami penurunan di Juni 2022. Meski begitu, kata dia, masih banyak responden yang merasa harga minyak goreng relatif belum terjangkau.
Selain harganya masih mahal, Burhan mengungkap 71,6 persen atau mayoritas masyarakat juga mengaku masih sulit mendapatkan minyak goreng. Walaupun begitu, jumlahnya menurun dari April 2022 yaitu 83,7 persen.
"Sekarang menjadi 71,6 persen, masih mayoritas. Kesulitan ini terutama karena faktor harganya masih naik," jelas dia.