Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Seorang nasabah berinisial CSW mengaku susah menarik dananya di Bank Bukopin Cabang Bintaro, Jakarta Selatan. Hal itu dia luapkan dalam akun Facebook pribadinya, Senin (27/7).
ADVERTISEMENT
CSW, memiliki dana lebih dari Rp 200 juta di rekening Bukopin yang berasal dari gajinya selama dua tahun. Tapi sejak Mei lalu, dia sudah menarik uangnya dan harus menyicil Rp 5 juta, bahkan Rp 3 juta per hari.
CSW dan beberapa rekan kerjanya yang gajinya selama ini dikirim melalui Bank Bukopin akan mengadu kasus ini ke Bank Bukopin S Parman, Jakarta Barat. Katanya, jika digabung dengan gaji rekan-rekannya, jumlah uang yang tertahan di Bank Bukopin lebih dari Rp 200 juta.
"Hari ini kami akan ke Bukopin S Parman," ujarnya saat dihubungi kumparan, Selasa (28/7).
CSW menceritakan, dana Rp 200 juta lebih itu merupakan gajinya selama dua tahun yang sengaja tidak diambil selama ini atas saran suaminya. Alasannya, karena gaji tersebut sengaja ditabung untuk dijadikan dana darurat yang akan diambil jika diperlukan.
Dia mengungkapkan, mulai bulan ini, yayasan dari tempatnya bekerja sudah memindahkan pembayaran gaji dari Bank Bukopin ke Bank BNI. Alasannya karena pihak yayasan mendengar banyak keluhan dari nasabah bank ini dalam mencairkan uangnya.
ADVERTISEMENT
"Untuk bulan ini telah dipindahkan ke BNI, namun insentif penelitian dan pengabdian masyarakat masih (ditransfer melalui) Bukopin," terangnya.
Atas keluhan CSW, kumparan telah menghubungi pihak Bank Bukopin. Direktur Konsumer Bank Bukopin, Adhi Brahmantya, mengaku kurang tahu tentang keluhan nasabah tersebut.
"Wah saya enggak tahu ya, yang jelas di kami sekarang sudah ada nomer antrean berbasis web untuk menerapkan protokol COVID-19," kata dia.
Live Update