Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pengelolaan rajungan berkelanjutan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Pasalnya, rajungan merupakan komoditas penting dengan nilai ekspor hasil perikanan terbesar ketiga di Indonesia dengan tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, salah satu upaya untuk mengelola rajungan berkelanjutan ini dengan pemilihan Alat Penangkapan Ikan (API) ramah lingkungan berjenis bubu.
"Selain ramah lingkungan, penggunaan API bubu juga menjadikan rajungan lebih terjaga kualitasnya sehingga harga jualnya menjadi lebih tinggi," ujar Susi Pudjiastuti di sela kunjungannya dalam acara sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (29/7).
Susi membeberkan, rajungan yang ditangkap dengan API bubu harganya lebih tinggi yakni kisaran Rp 75.000- Rp 90.000 per kilogram.
Sementara, rajungan yang ditangkap dengan menggunakan API jenis arad memiliki harga jual lebih rendah yakni kisaran Rp 70.000 per kilogram.
Soal pengelolaan perikanan rajungan yang berkelanjutan ini, kata Susi, sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan rajungan. Upaya pengelolaan rajungan bertujuan agar stok terus ada, lestari dan tak mengalami penurunan.
Berdasarkan Statistik Perikanan Tangkap 2005-2014, kata Susi, kontribusi rajungan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 712 yang meliputi perairan Laut Jawa sebesar 46,6 persen.
ADVERTISEMENT
"Dari statistik tersebut menunjukkan bahwa WPP 712 merupakan penghasil rajungan terbesar di Indonesia. Data rajungan di Provinsi Jawa Tengah terdapat di Kabupaten Pemalang, Demak, Pati dan Rembang," katanya.
Dari data yang dimilikinya, terdapat 670 unit kapal perikanan yang melakukan penangkapan rajungan di Desa Betahwalang, Kabupaten Demak. Rinciannya, 525 unit kapal menggunakan bubu dan 145 unit kapal menggunakan arad.
Susi selalu menekankan agar nelayan atau warga setempat tidak membuang sampah sembarangan terutama sampah plastik. Tak hanya di laut, namun juga di sungai, saluran pembuangan air hingga bibir pantai.
"Nanti setelah saya dan Pak Bupati pulang, janjinya untuk tidak buang sampah ditepati. Kalau tidak saya tidak mau ke sini lagi lho," ujar wanita asal Pangandaran tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menteri berusia 54 tahun itu juga mengingatkan para nelayan untuk selalu menggunakan API ramah lingkungan dan jangan menangkap rajungan yang bertelur atau indukan.
"Jangan tangkapi rajungan indukan. Dalam satu rajungan itu mengandung 1,3 juta telur, kalau ditangkap, artinya kita mengurangi stok sumber daya di masa depan. Jenengan (anda) semua harus bersama-sama menjaga apa yang sudah dititipkan Tuhan untuk kita," ucap Susi.
Dalam acara sedekah bumi dan laut tersebut, Susi didampingi Bupati Demak M Nasir menaiki kapal menuju lokasi acara yakni di tengah laut yang lokasinya sekitar 1-2 kilometer dari Desa Betahwalang.
Acara diikuti ratusan warga setempat yang antusias menantikan kehadiran Susi sejak pagi hari. Tak kurang puluhan kapal berkumpul di tengah laut mengikuti prosesi tersebut.
ADVERTISEMENT
Para nelayan, mengajak keluarganya menaiki kapal dan bersama-sama menyantap hidangan yang dibawa menggunakan tampah yang telah didoakan dalam proses acara sedekah bumi dan laut itu.
Susi juga tampak akrab berinteraksi dengan para nelayan maupun anak-anak yang memanggil namanya.