Susi Pudjiastuti Ajak Berhemat Saat Pandemi: Jangan Kebanyakan Belanja Online

11 Februari 2021 12:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi belanja online. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belanja online. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 cukup membikin perekonomian Indonesia babak belur. Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 terkontraksi ke minus 2,07 persen.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Indonesia juga tercatat bakal kembali menyandang status negara berpendapatan menengah bawah. Kondisi ini tentu memaksa masyarakat harus jeli dalam menghitung pengeluaran.
Bahkan, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, juga melakukan hal yang sama. Ia mulai berhitung agar baik pengeluaran perusahaan maupun pribadi bisa lebih efisien.
"Januari-Februari itu saya sudah melakukan efisiensi, pengurangan kantor, pengurangan fasilitas operasional yang tidak diperlukan baik di company maupun dalam kehidupan sehari-hari," ujar Susi, saat mengisi webinar, Kamis (11/2).
Susi Pudjiastuti dan Mike Tyson di acara Mola Living Live: Life Lessons from The Champ. Foto: Mola TV
Menurut pendiri maskapai Susi Air, kejelian melakukan efisiensi ini penting buat bertahan di kala pandemi. Menurutnya, dampak wabah ini tak cuma memukul perusahaan besar.
Perusahaan-perusahaan kecil, UMKM, sampai ekonomi masyarakat pun tak akan luput dari sasarannya. Atas dasar itulah ia meminta agar masyarakat bisa lebih berhemat.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita semua harus melakukan beberapa langkah terutama penghematan, omzet yang tadinya Rp 200 juta, Rp 1 miliar, turun jadi seperlimanya saja. Kalau UMKM karena masih berdekatan dengan kehidupan pribadi, harus dilihat lagi apa yang bisa dihemat.
"Apa yang bisa dikurangi dari mulai cost pribadi, shopping attitude. Yang susah adalah saya dengar semua orang kan di rumah, karena don't do much akhirnya shopping online," sambung Susi.
Susi memberi saran, saat ini merupakan momentum yang tepat buat menyimpan dan memilah apa yang betul-betul diperlukan. Apalagi pulihnya ekonomi bakal sangat bergantung pada lamanya distribusi vaksin.
"COVID-19 ini jangan pernah percaya kalau akan selesai dalam setengah tahun ke depan. Kita tidak boleh pesimistis, tapi kita harus siap bahwa perlambatan ekonomi, aktivitas, perubahan social activity akan terus berlanjut, vaksinasi di RI masih memerlukan waktu minimal satu tahun," pungkas Susi.
ADVERTISEMENT