Susi Pudjiastuti Curhat Maskapai Terdampak Harga Avtur: Kita Babak Belur!

18 Juli 2022 9:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susi Pudjiastuti. Foto: Dok. Susi Pudjiastuti
zoom-in-whitePerbesar
Susi Pudjiastuti. Foto: Dok. Susi Pudjiastuti
ADVERTISEMENT
Pendiri maskapai penerbangan Susi Air, Susi Pudjiastuti bicara besarnya dampak kenaikan harga avtur terhadap maskapai penerbangan. Susi mengungkapkan, harga bahan bakar ini berpengaruh cukup besar terhadap harga perkiraan sendiri (HPS) maskapai perintis yang ia dirikan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kita naikan Rp 100 ribu harga tiket saja marah semua, kita sudah babak belur malah dimarahin orang. Kalau kita shutdown itu 150 flight per hari, ya memang orangnya tidak banyak 12 orang, 9 orang, tapi mereka adalah orang-orang yang memang perlu terbang," ujar Susi dalam dialog membahas nasib transportasi udara imbas kenaikan harga avtur.
Susi Air, kata Susi, melayani setidaknya 150 sampai 200 penerbangan ke berbagai rute perintis. Rute-rute yang mereka layani, ia mencontohkan seperti Kepulauan Mentawai yang cukup sulit diakses menggunakan jalur laut.
Menteri Kelautan dan Perikanan 2014-2019 itu mengungkapkan, pada awal Januari 2022, kontrak harga avtur yang ditandatangani adalah Rp 12 ribu. Sementara per kemarin, harganya sudah lebih dari Rp 18 ribu.
ADVERTISEMENT
Kenaikan harga avtur ditambah makin tingginya nilai tukar dolar, itu disebut Susi berdampak sekitar 70 persen ke HPS. Ini kian dipersulit oleh kenaikan biaya logistik di daerah-daerah perintis yang mereka terbangi.
Maskapai Susi Air Mendarat di Bandara Werur. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan
"Bulan kemarin kita sudah tidak kuat keuangan, saya terpaksa tiket perintis yang Rp 250 ribu saya tambah surcharge Rp 100 ribu, seluruh KPA melakukan ancaman untuk men-shutdown, shutdown saja, saya sudah stress," tuturnya.

Susi Minta BUMN Beri Keringanan Maskapai Penerbangan

Susi meminta agar setidaknya maskapai-maskapai yang saat ini kesulitan diberikan kelonggaran. Misalnya dengan tidak ditariknya pungutan pajak oleh BUMN aviasi.
Dengan demikian, mereka bisa memiliki sedikit waktu untuk mengalkulasi biaya operasional hingga kenaikan-kenaikan harga komponen yang diperlukan maskapai penerbangan.
ADVERTISEMENT
"Mungkin insentif pemerintah sementara semua BUMN puasa dulu taking money dari aviation services, mungkin tidak ada airport tax, until Desember saja," tutur Ketua Umum Pandu Laut Nusantara itu.