SWF China Bakal Suntik Rp 1,86 T ke Kimia Farma, Saham KAEF Melejit 24,79 Persen

14 November 2022 16:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Holding BUMN Farmasi menandatangani kerja sama dengan Silk Road Fund dan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022). Foto: Kimia Farma
zoom-in-whitePerbesar
Holding BUMN Farmasi menandatangani kerja sama dengan Silk Road Fund dan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022). Foto: Kimia Farma
ADVERTISEMENT
Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) moncer sepanjang Senin (14/11. Dibuka di posisi Rp 1.190 tadi pagi, saham BUMN farmasi ini terbang ke 24,79 persen ke Rp 1.485 per lembar saham pada penutupan perdagangan sore ini.
ADVERTISEMENT
Frekuensi saham ditransaksikan sebanyak 5.103 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 13,46 juta saham senilai Rp 18,93 miliar. Market cap KAEF mencapai Rp 8,25 triliun.
Melesatnya saham KAEF terjadi setelah perusahaan menandatangani kerja sama strategis dengan Silk Road Fund (SRF) bersama Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dan BUMN farmasi lainnya yaitu PT Biofarma (Persero) dan anak usaha KAEF, PT Kimia Farma Apotek (KFA), Minggu (13/11).
SRF atau Dana Jalur Sutra merupakan lembaga dana abadi (Sovereign Wealth Fund/SWF) dari China yang digunakan untuk investasi khusus. Lembaga ini didirikan pada 2014 untuk membiayai proyek One Belt One Road (OBOR) Presiden Xi Jinping ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

SWF China Bakal Punya Saham di Apotek Kimia Farma

Kerja sama para pihak dituangkan melalui penandatanganan Conditional Share Subscription and Purchase Agreement beserta dokumen-dokumen transaksi terkait lainnya antara KAEF dan anak usahanya, KFA, dengan SRF dan INA. Total investasi adalah sekitar Rp Rp 1,86 triliun untuk 40 persen kepemilikan di KFA, tergantung kepada closing account mechanics berdasarkan laporan keuangan pada saat Completion.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Kimia Farma, David Utama, mengatakan masuknya SRF akan membuka peluang pasar dan jaringan Kimia Farma, dari sisi ritel dan layanan kesehatan, hingga ke luar negeri. Selain itu, kolaborasi tersebut dapat meningkatkan struktur permodalan di Kimia Farma Apotek sehingga mampu melakukan pengembangan usaha ke depannya, dan dalam jangka panjang akan meningkatkan nilai Perusahaan.
“Kerja sama investasi ini akan memperkokoh struktur permodalan Perseroan, sehingga mampu meningkatkan performa operasional dan finansial untuk mengembangkan kinerja Perseroan yang lebih baik,” ungkap David dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11).
PT Kimia Farma Apotek. Foto: Kimia Farma
Kedua investor juga akan berpartisipasi dalam rencana transaksi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 14 Oktober 2022 di Jakarta. KAEF akan mendapatkan dana untuk mendukung modal kerja dalam rangka ekspansi Perusahaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kemitraan transformatif ini sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia untuk lebih mengembangkan industri kesehatan serta membawanya menuju kualitas dan standar internasional. Investasi strategis ini akan membawa KAEF dan KFA serta industri kesehatan Indonesia ke tingkat selanjutnya.
Adapun penandatanganan dilakukan di Hotel Indigo Seminyak, Bali dengan disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury dan Komisaris Utama Bio Farma, Tanri Abeng. Selain itu para pihak yang menyepakati kerja sama ini adalah Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir; Direktur Utama Kimia Farma, David Utama; Direktur Utama KFA, Nurtjahjo Walujo Wibowo; Chairwoman of the Board of Directors SRF, Zhu Jun; serta Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah.