Syngenta Rayakan 60 Tahun Dukung Petani dalam Penguatan Sektor Pertanian

6 September 2024 8:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanaman jagung yang berasal dari benih hibrida bioteknologi produksi Syngenta Indonesia di Lanud Sutan Sjahrir Padang, Sumatera Barat, Sabtu (10/6/2023). Foto: Dok. Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Tanaman jagung yang berasal dari benih hibrida bioteknologi produksi Syngenta Indonesia di Lanud Sutan Sjahrir Padang, Sumatera Barat, Sabtu (10/6/2023). Foto: Dok. Kementan
ADVERTISEMENT
Syngenta Indonesia hari ini merilis tinjauan komprehensif dalam diskusi media yang diselenggarakan di Hotel Intercontinental Pondok Indah, Jakarta mengenai peranan penting sektor pertanian di Indonesia dan dunia.
ADVERTISEMENT
Diskusi media tersebut menyoroti komitmen perusahaan dalam mendukung sektor pertanian dan memastikan masa depan yang berkelanjutan serta mewujudkan kesejahteraan bagi para petani di Indonesia.
Di Indonesia, sektor pertanian merupakan tumpuan pembangunan nasional dengan kontribusi sekitar 13-14 persen terhadap PDB nasional dan berpeluang menyerap 30% angkatan kerja, terutama di daerah pedesaan.
Diperkirakan sekitar 25 juta petani kecil memainkan peran penting dalam menyuplai pangan global maupun nasional. Hal ini menggarisbawahi peranan penting sektor pertanian dalam mendorong perkembangan ekonomi nasional.
CEO Syngenta Group, Jeff Rowe, menyatakan, “Indonesia memegang peranan yang signifikan dalam strategi global Syngenta. Oleh karena itu, kami memegang teguh komitmen untuk memajukan keamanan pangan, meningkatkan produktivitas, serta mendorong kesejahteraan petani di Indonesia. Dengan berkolaborasi dengan mitra dan pemangku kepentingan lokal untuk mempromosikan inovasi dan adopsi praktik berkelanjutan, kami bertekad memberikan kontribusi yang berarti pada pertumbuhan dan ketahanan sektor pertanian di Indonesia dalam menghadapi tantangan dan peluang masa depan.”
ADVERTISEMENT
Di samping potensi pertumbuhan yang sangat besar, Syngenta menyadari berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian. Perubahan iklim, kelangkaan air, penurunan kesehatan tanah, dan tekanan hama yang meningkat, keterbatasan finansial, keterbatasan akses ke bahan pertanian dan pasar adalah beberapa tantangan utama yang mengancam keberlanjutan pertanian di Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga memiliki kebutuhan mendesak untuk meningkatkan keamanan pangan akibat populasi yang besar dan kerentanannya terhadap perubahan iklim. Rowe lebih lanjut menjelaskan pendekatan strategis Syngenta untuk memastikan bahwa petani Indonesia memiliki akses ke benih terbaik, produk perlindungan tanaman, dan teknologi pertanian.
Sumber daya ini dirancang untuk meningkatkan dan melindungi hasil panen, serta mempertahankan kualitas produk, sehingga berkontribusi pada keamanan pangan nasional secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Di Syngenta, tujuan utama perusahaan adalah memberdayakan petani untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi. Inovasi terdepan Syngenta, termasuk solusi pertanian digital, AI, dan teknik pertanian presisi, memungkinkan petani mengoptimalkan produksi mereka.
Dengan meningkatkan efisiensi dan mengurangi konsumsi sumber daya, solusi dan teknologi Syngenta membantu petani meningkatkan produktivitas dan mendorong keberlanjutan. Selain itu, ekosistem pertanian tertutup Syngenta memberikan petani akses yang lebih baik--termasuk pengetahuan agronomi, layanan, teknologi, serta akses ke input atau sumber daya pertanian, pembiayaan, dan pasar yang akan meningkatkan pendapatan serta mendorong kesejahteraan petani.
“Di Syngenta, kami menempatkan petani sebagai fokus utama dari semua kegiatan usaha maupun upaya keberlanjutan kami dengan berinvestasi dalam teknologi inovatif untuk membantu petani mengatasi tantangan mereka,” kata Fainta Susilo Negoro, Syngenta Indonesia Country Head of Sustainability & Corporate Affairs.
ADVERTISEMENT
Teknologi Plinazolin yang merupakan terobosan utama Syngenta, misalnya, menawarkan perlindungan luar biasa terhadap Lepidoptera, salah satu hama paling berbahaya yang mempengaruhi sawah padi Indonesia. Selain itu, teknologi Adepidyn yang terdapat dalam Miravis Duo memberikan manajemen penyakit jamur yang kuat dan tahan lama, membantu petani meminimalkan kerugian dari hama dan penyakit, yang secara umum menyebabkan kerugian 10-23% dari hasil panen setiap tahunnya.
Fainta menjelaskan lebih lanjut bahwa komitmen Syngenta terhadap inovasi didukung oleh kemitraan strategis dengan pemangku kepentingan lokal. Contoh utama adalah "Komunitas 10 Ton," sebuah inisiatif yang dikembangkan bekerja sama dengan Dinas Pertanian di seluruh Indonesia.
Tujuan dari program ini adalah membantu petani mencapai produksi hingga 10 ton per hektar, dibandingkan dengan rata-rata produksi nasional 5-6 ton per hektar. Melalui praktik pertanian yang baik, dukungan agronomi yang komprehensif, dan pembelajaran antar-petani, Syngenta berharap dapat membuka keran potensi yang sangat besar dan mendukung kemajuan sektor pertanian Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Di Syngenta, kami berdedikasi untuk memajukan praktik pertanian yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Dengan bekerja sama dengan petani, mitra, pemangku kepentingan industri, pemerintah, dan komunitas, kami yakin dapat membuka potensi penuh pertanian demi manfaat semua pihak,” tutup Rowe.