Tahun Lalu, Minuman Beralkohol Sumbang Penerimaan Negara Rp 5,2 T

13 Agustus 2018 14:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bir. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bir. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Produk minuman beralkohol berkontribusi cukup besar terhadap penerimaan negara yang bersumber dari cukai. Plt Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Ahmad Sigit Dwi Wahyono mengatakan, tahun lalu sumbangan cukai minuman beralkohol mencapai Rp 5,27 triliun.
ADVERTISEMENT
“Industri minuman beralkohol turut berperan dalam penerimaan negara dengan memberikan kontribusi cukai dalam negeri sebesar sebesar Rp 5,27 triliun pada tahun 2017,” ungkap Ahmad di Kota Tangerang, Senin (13/8).
Menurutnya, angka tersebut naik sebesar 2,63 persen dibanding penerimaan cukai 2016 yang sebesar Rp 5,14 triliun.
Menurut Ahmad, meningkatnya jumlah wisatawan baik lokal maupun mancanegara ikut mempengaruhi produktivitas industri minuman beralkohol di dalam negeri.
Apalagi saat ini produsen minuman beralkohol sudah mampu memproduksi produk-produk minuman beralkohol jenis premium yang dapat menjadi subsitusi produk minuman beralkohol impor.
Bir Bintang (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Bir Bintang (Foto: Wikimedia Commons)
Hal senada juga disampaikan oleh Presiden Direktur PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) Michael Chin. Produsen Bir Bintang tersebut mengklaim, pihaknya fokus untuk menjaga kualitas produk.
ADVERTISEMENT
“Yang paling penting adalah bagaimana kami berkompetisi dengan market lain seperti Thailand atau Vietnam. Hal paling utama adalah kualitas,” ujarnya.
Dengan selalu menjaga kualitas tersebut, Michael mengatakan, pihaknya cukup percaya diri untuk membidik pangsa pasar baru. Bahkan per hari ini, Bir Bintang mulai diekspor ke Amerika Serikat (AS). Meski demikian, Michael enggan menyebut besaran ekspor Bir Bintang tersebut.
“Hal penting ketika kita melakukan ekspor bir adalah branding. Sehingga kita tidak terlalu konsen dengan value tapi bagaimana membangun brand. Our product is good enough to actually bersaing dengan brand lain di dunia,” tandasnya.