Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Tahun Politik Dinilai Waktu yang Tepat untuk Beli Properti, Minat?
15 Februari 2023 20:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pengamat Property Executive, Ali Tranghanda, mengatakan tahun politik menjadi waktu yang tepat untuk membeli properti . Ia menyebut harga properti lebih bersahabat di tahun politik dibanding setelah pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
Ali mengatakan tahun 2023 industri properti tidak akan kehilangan daya beli karena dilandasi dengan kekuatan pasar lokal dan ekonomi fundamental Indonesia.
"Jika mampu, lebih baik beli properti di tahun 2023 daripada menunggu di tahun-tahun depan. Harga properti akan makin bersahabat di tahun politik ini. Setelah pemilu, bisa jadi harga properti akan naik seiring kenaikan permintaan," kata Ali saat Media Gathering di Jakarta, Rabu (15/2).
Ali mendorong para calon pembeli rumah agar tidak menunda selama dana pembelian sudah mencukupi. Sebab, dampak resesi global yang tidak signifikan akan menyebabkan harga pasar meningkat.
"Kalo untuk rumah pertama selama sudah cukup daya beli jangan menunda, karena dampak resesi global tidak signifikan. Mahal pasar kita sedang lagi tren naik," ujar Ali.
ADVERTISEMENT
Ia menyarankan bagi calon pembeli properti untuk memanfaatkan bunga KPR yang melandai atau di bawah bunga sebelum pandemi saat membeli rumah.
Selain itu, jika menggunakan pihak ketiga seperti agen atau platform digital pastikan sudah tepercaya dan memberikan transparansi untuk proses dan biaya yang harus dikeluarkan.
Ali juga mengatakan bahwa inflasi bahan bangunan dan permintaan pasar juga akan menjadi pemicu kenaikan harga properti di Indonesia. Namun, kenaikan harga tersebut relatif tidak terlalu tinggi karena pengembang masih berhati-hati menaikkan harga.