Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Pemerintah mengecam keras Israel atas konflik kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Meski demikian, hubungan dagang Indonesia dan Israel masih terus berjalan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima kumparan, Selasa (18/5), neraca dagang Indonesia mencatatkan untung atau surplus USD 100,99 juta terhadap Israel selama 2020.
Surplus ini didapatkan dari total ekspor selama tahun lalu yang sebesar USD 157,52 juta, sedangkan impor USD 56,53 juta. Surplus tersebut mengartikan bahwa Indonesia lebih banyak mengekspor produk ketimbang impor dari Israel.
Berdasarkan jenis produk berdasarkan kode harmonized system (HS) 8 digit, ternyata yang paling banyak diekspor ke Israel adalah pakan babi. Selama 2019, nilai ekspor pakan babi ke Israel mencapai USD 5,4 juta. Nilai ini kemudian naik drastis 103 persen di tahun 2020 menjadi USD 11 juta.
Adapun selama Januari-Maret 2021, RI juga masih mengekspor pakan babi ke Israel senilai USD 1,04 juta atau seberat 1.281 ton.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Indonesia juga mengekspor mentega cokelat ke Israel senilai USD 12,92 juta selama 2019. Nilainya kemudian melambat menjadi USD 10,29 juta selama tahun lalu. Adapun di periode Januari-Maret 2021, ekspor mentega cokelat ke Israel mencapai USD 2,28 juta.
Ada juga ekspor serat stapel senilai USD 7,59 juta di 2019 dan USD 9,02 juta di 2020. Selama Januari-Maret 2021, nilainya mencapai USD 2,22 juta.
Indonesia mengekspor karet alam senilai USD 5,51 juta di 2019 dan USD 5,26 juta di 2020. Ada juga ekspor minyak sawit olahan senilai USD 5,15 juta di 2019 dan USD 4,91 juta di 2020. Selanjutnya ada juga mentega putih atau shortening senilai USD 3,75 juta di 2019 dan USD 2,91 juta di 2020.
ADVERTISEMENT
Selain ekspor, Indonesia juga paling banyak mengimpor barang dari logam tidak mulia senilai USD 6,25 juta dari Israel pada 2019. Selanjutnya lokomotif kereta api atau perlengkapan dan bagiannya (USD 3,39 juta), kapal atau struktur terapung (USD 1,68 juta), dan arloji atau bagiannya (USD 1,46 juta).
Menariknya, Indonesia juga tercatat mengimpor produk dengan kode HS produk plastik dan barang daripadanya sebesar USD 519 ribu. Ini adalah barang yang bernilai tertinggi peringkat 9 yang diimpor dari Israel.