Tak Cuma Nabung di Bank, Pandemi Bikin Kelas Menengah Ajukan KPR Buat Investasi

24 Februari 2021 16:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KPR. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KPR. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Merebaknya pandemi COVID-19 membuat pertumbuhan ekonomi terkontraksi. Anjloknya perekonomian ini salah satunya disebabkan oleh lemahnya daya beli masyarakat.
ADVERTISEMENT
Belakangan diketahui, penurunan daya beli ini disinyalir juga terjadi lantaran masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas mengencangkan ikat pinggang. Hal ini sejalan dengan melonjaknya dana pihak ketiga (DPK) di perbankan.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Kurniawan Agung, mengatakan dana pihak ketiga di perbankan tumbuh 11 persen di tahun 2020.
Rupanya selain menyimpan uang di bank, kelompok ini ternyata juga memilih menyimpan uangnya dengan cara berinvestasi di sektor properti. Hal ini tampak dari tumbuhnya kredit properti.
"Memang segmen menengah yang menjadi favorit. Ini terlihat dari sisi pertumbuhan kredit yang lain turun untuk KPR segmen menengah justru meningkat kuartal II mencapai 5 persen, kuartal IV naik jadi 7,1 persen, dan NPL tipe menengah ini membaik terakhir mencapai 2,2 persen di Desember 2020," jelas Kurniawan dalam webinar yang digelar 99 Group, Rabu (24/2).
Ilustrasi properti Foto: Ari Bowo Sucipto/Antara
Data ini, kata Kurniawan, menunjukkan fakta menarik lantaran peminat untuk rumah kategori KPR ini rupanya tak hanya masyarakat menengah bawah. Kelas menengah atas pun justru mulai melirik rumah murah ini sebagai bentuk investasi.
ADVERTISEMENT
"Yang masuk sini tidak hanya segmen menengah, kelas atas pun juga tertarik masuk di segmen ini. Biasanya untuk investasi atau membelikan anaknya," sambungnya.
Atas dasar itu, kata Kurniawan, masyarakat kelas menengah ini berpotensi membuat penjualan properti di tahun 2021 bisa tumbuh positif. Ia memberikan gambaran, penjualan properti ini sebetulnya sudah mulai membaik, dari yang terkoreksi 30 persen naik jadi minus 20,5 persen.
Sementara di tahun 2021 ini, ia memprediksi pertumbuhan penjualan ini bisa mendekati angka 0 persen. Terutama disokong oleh penjualan rumah subsidi atau KPR.
"Segmen menengah akan mendorong pertumbuhan penjualan, KPR masih menjadi mayoritas hampir 70 persen. Dari sisi pembelian tunai di kalangan atas pun ada peningkatan, mereka menaruh uang di bank dan juga menaruh investasi di segmen menengah," tutur Kurniawan.
ADVERTISEMENT