Tak Cuma Nikel, Tahun Depan Prabowo Mau Hilirisasi Ikan hingga Minyak Sawit

25 Juni 2024 15:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tambang nikel. Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tambang nikel. Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, mengatakan pemerintahan ke depan di era Prabowo-Gibran tidak hanya melakukan hilirisasi mineral tambang seperti nikel yang sudah dimulai Jokowi. Nanti Prabowo juga akan hilirisasi perikanan sampai minyak sawit atau CPO.
ADVERTISEMENT
Hal itu dilakukan karena hilirisasi nikel sejauh ini terbukti bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Ke depan Prabowo juga akan melakukan hilirisasi di sektor agro.
"Saat ini yang banyak jadi perhatian kita adalah hilirisasi industri berbasis tambang mineral, tapi tahun depan kita perlu berikan perhatian yang lebih baik pada hilirisasi industri berbasis agro, ada produk perikanan, produk rumput laut, dan bahkan crude palm oil (CPO)," kata Isa dalam Rapat Panja Kebijakan Belanja Pusat, Selasa (25/6).
Pemerintahan Prabowo juga memastikan tetap melanjutkan industrialisasi baterai kendaraan listrik, termasuk standardisasi industrinya hingga penguatan kualitas dan kuantitas SDM untuk mendukung industrialisasi.
Aktivitas tambang nikel di PT Vale Indonesia di kawasan Harapan East, Blok Sorowako. Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
Dalam paparan Isa, arah kebijakan perluasan hilirisasi mulai tahun 2025 dibagi menjadi tiga bagian. Pertama adalah hilirisasi industri berbasis mineral tambang, termasuk nikel, bauksit, timah, hingga tembaga.
ADVERTISEMENT
Kedua, hilirisasi industri berbasis agro seperti pengembangan produk hilir CPO, pengolahan produk perikanan, hilirisasi rumput laut, dan produk pertanian dan perikanan lainnya.
Ketiga adalah peningkatan daya saing hilirisasi industri seperti pengembangan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik, penyusunan dan pengawasan standardisasi industri, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM, hingga peningkatan pemanfaatan teknologi industri.
"Kita coba lihat apakah kita bisa lanjutkan proses hilirisasi supaya nilai tambahnya bisa kita dapatkan secara lebih baik," kata Isa.