Tak Hanya Blok Masela, Target Produksi Proyek IDD Juga Bakal Molor 2 Tahun

23 September 2022 11:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara (kiri) dan General Manager PHR Zona 4, Ahmad Miftah, dalam acara syukuran tajak di Lapangan Limau, Prabumulih, Sumatera Selatan, Sabtu (1/1/2022). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara (kiri) dan General Manager PHR Zona 4, Ahmad Miftah, dalam acara syukuran tajak di Lapangan Limau, Prabumulih, Sumatera Selatan, Sabtu (1/1/2022). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan target produksi (on stream) proyek gas Indonesia Deepwater Development (IDD) dan Blok Masela akan mengalami keterlambatan selama dua tahun.
ADVERTISEMENT
Proyek IDD di Kalimantan Timur itu baru saja ditinggalkan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), sebagai operator sekaligus pemegang saham mayoritas. CPI memegang hak partisipasi (participating interest/PI) sebesar 63 persen.
Hak kelola yang dilepas CPI berada dalam IDD fase dua yakni di Lapangan Gendalo-Gehem, yang kontraknya akan habis di tahun 2027. Dengan hengkangnya CPI, persetujuan rencana pengembangan (plan of development/POD) proyek ini akan kembali tertunda.
"Setahun dua tahun ya mundur on streamnya, yang kemungkinan mundur dari perkiraan," ujar Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara, kepada wartawan di JCC Senayan, Kamis (22/9).
Benny mengatakan, setelah ada kesepakatan mengenai operator pengganti CPI di konsorsium proyek IDD, mereka harus melaporkan kelanjutan POD dan perpanjangan kontrak.
ADVERTISEMENT
"Itu tetap kontraknya, yang baru itu nanti harus mengajukan perpanjangan," pungkasnya.
Pengembangan Proyek IDD meliputi 5 lapangan migas yakni Gendalo diunitisasi antara WK Ganal dan WK Makassar Strait, Maha diunitisasi antara WK West Ganal PSC dan WK Muara Bakau, Gehem diunitisasi antara WK Rapak dan WK Ganal, Gandang WK Ganal dan Bangka WK Rapak.
WK Ganal yang dioperasikan Chevron Ganal Ltd akan habis kontraknya pada 23 Februari 2028 mendatang. Sementara WK Rapak yang dioperasikan Chevron Rapak Ltd akan habis kontraknya pada 3 Desember 2027.
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai. Foto: Dok. Pertamina
Sebelumnya, perusahaan minyak dan gas asal Italia, ENI S.p.A, dikabarkan sudah resmi akuisisi hak partisipasi CPI di Proyek IDD. Hal tersebut telah dikonfirmasi Menteri ESDM, Arifin Tasrif.
ADVERTISEMENT
"Sudah fixed, final. Tinggal tunggu pengumuman resmi saja," kata Arifin Tasrif saat ditemui di acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition 2022 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (21/9).

Produksi Blok Masela Bakal Mundur 2 Tahun

Dalam kesempatan sama, Benny juga mengungkapkan adanya potensi keterlambatan produksi pada proyek gas Indonesia lain, yakni Blok Masela, selama dua tahun.
"Dia kan sekitaran tahun 2027, mundur on stream-nya mungkin bergeser 1-2 tahun itu ya, yang pasti itu kita ingin POD dia masukkan scope CCUS selesai tahun ini," ujar Benny.
Selain perubahan rencana produksi karena teknologi CCUS, dia menambahkan molornya target produksi Blok Masela lantaran pencarian mitra di konsorsium Inpex pengganti Shell Upstream Overseas Ltd yang hengkang dua tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Partner kan harus segera, mudah-mudahan tahun ini juga partner dan POD approve tahun ini," tegas Benny.