Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Tak Hanya Blok Warim, Ada Lapangan Lain Tumpang Tindih dengan Wilayah Konservasi
30 November 2023 17:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Tak hanya Blok Warim di Papua yang mengalami tumpang tindih lahan dengan kawasan hutan konservasi. Hal itu diungkapkan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.
ADVERTISEMENT
Dwi menyebutkan ada lima kawasan lain yang mengalami tumpang tindih lahan. Pertama Wilayah Kerja CPP dengan Taman Nasional Zamrud.
"Kemudian Kawasan Suaka Margasatwa Dangku dengan Wilayah Kerja Corridor. Lalu ada Kawasan Konservasi Tasik Tanjung Padang dengan Wilayah Kerja Malaka Street," kata Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (30/11).
Terakhir ada Wilayah Kerja Sanga-sanga yang tumpang tindih dengan Kawasan Suaka Margasatwa Bukit Soeharto. "Kita harapkan dukungan untuk bisa mempercepat pemanfatan ini," tuturnya.
Dwi melanjutkan, ada juga blok migas yang tumpang tindih lahan dengan fasilitas migas. Kondisi ini membuat kegiatan pengeboran tertunda atau bahkan tidak bisa dilaksanakan.
"Kami mengharapkan karena ini berkaitan dengan security energy. Kami berharap ada ketentuan yang memberi prioritas pada fasilitas migas dalam pemanfaatan lahan," katanya.
ADVERTISEMENT
Blok Warim
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM mengakui sudah melelang harta karun migas di Papua, Blok Warim, yang tumpang tindih dengan Taman Nasional Lorentz.
Harta karun migas raksasa di tanah Papua itu sempat dikelola ConocoPhillips, namun perusahaan memutuskan untuk hengkang pada tahun 2015 lalu. Sehingga saat ini statusnya adalah open area.
Tutuka menyebutkan, Blok Warim yang saat ini sudah dilelang diberi nama Akimeugah I dan Akimeugah II. Dia mengeklaim sudah ada perusahaan yang tertarik, meski tidak bisa membeberkan lebih rinci.
"Memang saat ini kita tawarkan dan ada yang tertarik, jadi masih tahap awal dan waktunya masih panjang," ujar Tutuka saat acara Menelisik Prospek Energy 2024, Rabu (25/10).
ADVERTISEMENT
Tutuka menuturkan, supaya tidak tumpang tindih dengan kawasan konservasi tersebut, area eksplorasi Blok Warim harus dipangkas.
"Kita potong agar tidak berhubungan dengan Taman Lorentz, karena urusannya cukup panjang dengan UNESCO, terkait dengan KLHK, hanya sekitar 10 persen dipotong jadi ada pengurangan potensi sumber daya di situ," jelasnya.