Tak Hanya untuk Perintis, Pemprov Jabar Ingin Pesawat N219 Bisa Layani Komersial

7 September 2021 13:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat N219 Nurtanio. Foto: PT DI
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat N219 Nurtanio. Foto: PT DI
ADVERTISEMENT
Pemprov Jawa Barat (Jabar) menyambut baik adanya pesawat N219 dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Pesawat tersebut diharapkan bisa membantu akses penerbangan di daerah termasuk terkait logistik.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perhubungan Pemprov Jabar, Hery Antasari menginginkan pesawat N219 nantinya bisa juga dimanfaatkan untuk penerbangan komersial.
"Diharapkan dengan pesawat N219 ini tidak hanya diperuntukkan untuk penerbangan perintis namun juga dapat digunakan kaitannya untuk pelayanan penerbangan komersial," kata Hery saat webinar yang digelar PTDI, Selasa (7/9).
Hery mengatakan di wilayah Jabar memang tidak ada daerah yang kesulitan akses transportasinya. Sebab moda transportasi di Jabar banyak pilihan mulai dari pesawat hingga kereta api.
Pesawat N219 Foto: Twitter/ @gerrys
Meski begitu, Hery merasa dengan adanya bandara tambahan di wilayah Sukabumi dan Karawang, maka pesawat N219 bisa berdampak positif ke masyarakat Jabar khususnya dalam mendukung perekonomian.
"Keberadaan bandara menjadi satu pelengkap moda transportasi, peningkatan konektivitas Jabar dalam mendukung wilayah dan perekonomian. Mengingat Jabar sudah tak ada yang tertinggal, terpencil, namun tetap dibutuhkan konektivitas moda udara khususnya melayani penerbangan penumpang dan logistik di seluruh bandara yang ada (di Jabar)," ujar Hery.
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya pemanfaatan ini dapat memberikan opsi jenis pesawat yang sesuai kebutuhan agar efisien dalam operasionalnya," tambahnya.
Hery memastikan pihaknya mendukung penuh apabila ada upaya dalam meningkatkan transportasi. Ia menegaskan transportasi indikator utamanya adalah konektivitas antar wilayah. Hery berharap moda transportasi di Jabar semakin baik.
"Pada saat ini kami baru akan memiliki pelabuhan utama dan bandara utama yang belum beroperasi optimal. Padahal dengan penduduk 50 juta harusnya Jabar sudah memiliki pelabuhan, bandara, dan simpul transportasi utama yang representatif," tutur Hery.