Tak Perlu Impor, Stok Beras Diperkirakan Surplus 9,63 Juta Ton di Akhir 2021

15 Juli 2021 8:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menata beras bantuan sosial sebelum didistribusikan ke masyarakat di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Kediri, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (19/9/2020). Foto: Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menata beras bantuan sosial sebelum didistribusikan ke masyarakat di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Kediri, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (19/9/2020). Foto: Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah dan DPR RI satu suara untuk tidak mengimpor beras di tahun ini. Sebab, stok beras diperkirakan aman hingga akhir 2021.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menegaskan saat ini tidak diperlukan impor beras karena ketersediaan beras nasional surplus. Menurutnya, hal ini juga menjadi komitmen Presiden Jokowi.
"Presiden Jokowi pun sudah tegas mengatakan impor beras itu tidak ada. Boleh saja orang-orang melempar isu seperti itu. Bahkan, Presiden katakan dari mana rumor itu. Pemerintah tidak pernah membicarakan rencana impor beras dan kenaikan PPN sembako,” ujarnya seperti dilansir dari laman Setneg, Kamis (15/7).
Selain itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi juga memastikan pihaknya tidak akan mengimpor beras. Ia mengungkapkan keputusan tersebut tidak terlepas dari hasil panen dan stok beras Bulog yang mencapai hampir 1,4 juta ton.
"Jadi saya ingin tekankan di sini kalau kita lihat angka prediksi dari BPS itu bahwa tahun ini kita akan sedikit lebih baik dari pada tahun lalu, hasil panennya yaitu 33 juta dan stok Bulog di gudang itu ada 1,39 juta," kata Lutfi saat konferensi pers secara virtual, Senin (5/7).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian (Kementan), produksi beras pada masa tanam (MT) I tahun 2021 sebesar 17,56 juta ton dan terdapat surplus pada Januari 2020 sebesar 7,39 juta ton, sementara itu jumlah konsumsi nasional 14,67 juta ton. Sehingga akhir Juni 2021 terdapat surplus beras sebanyak 10,29 juta ton.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) dan Kepala Bulog Budi Waseso (kiri) mengecek stok beras di Kompleks Pergudangan Bulog, Jakarta, Kamis (10/1/2019). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Pada neraca musim tanam (MT) II tahun 2021 menunjukkan surplus beras nasional pasa awal Juli sebesar 10,29 juta ton. Adapun produksi beras hingga akhir Desember ditargetkan mencapai 14,25 juta ton dan konsumsi rakyat Indonesia sebesar 14,91 juta ton. Dengan demikian, ketersedian beras nasional hingga akhir Desember 2021 diperkirakan mengalami surplus sebesar 9,63 juta ton.
Anggota Komisi IV DPR RI, Charles Meikyansah, optimistis ketersediaan beras nasional hingga akhir 2021 dalam kondisi aman dan bahkan mengalami surplus. Ia pun mengimbau masyarakat untuk tak perlu panik mengenai ketersediaan beras selama PPKM Darurat.
ADVERTISEMENT
"Kami optimistis atas kerja Kementan, yang bekerja sangat keras dalam kondisi pandemi COVID-19 sekarang ini. Kita tidak akan kekurangan beras," jelasnya.
Ia menambahkan, dengan kondisi ketersediaan beras nasional seperti itu, harga beras di pasaran juga relatif stabil. Untuk itu, ia juga meminta masyarakat tak perlu melakukan pembelian secara berlebihan atau panic buying yang merugikan banyak orang.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, apalagi sampai panik di masa pandemi COVID-19 dan PPKM ini. Ketersediaan beras dalam kondisi aman dan harga pun cenderung stabil," kata dia.
"Berkat jaringan distribusi yang sudah terbangun baik, harga beras tidak mengalami gejolak yang berarti," tambahnya.