Tak Terganggu Politik, BEI Yakin 35 Perusahaan Bisa IPO Tahun 2019

25 Oktober 2018 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gedung Bursa Efek Indonesia. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung Bursa Efek Indonesia. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) yakin pergerakan saham tahun depan tidak terganggu dinamika politik. Optimistisme ini dilontarkan Direktur Perdagangan dan Pengaturan BEI Laksono Widodo.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, optimisme itu lantaran hanya ada dua kandidat calon presiden dan wakil presiden 2019 sehingga Pemilu hanya akan berlangsung satu putaran. Ini tidak akan menggangu aktivitas saham di BEI.
“Gonjang-ganjing politik bisa diredam karena calonnya cuma dua, berarti hanya satu putaran,” kata dia di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (25/10).
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna optimistis tahun depan bakal ada 35 perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana atau IPO sesuai target manajemen yang telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini.
Nyoman menyebutkan, secara historis, pada tahun politik, biasanya perusahaan tercatat memang menunjukkan tren penurunan. Meski begitu, dia tetap yakin momentum Pemilu justru harus menambah jumlah perusahaan yang melakukan IPO.
ADVERTISEMENT
"Justru target 35 perusahaan ini tidak kita turunkan karena memang kita ingin tunjukkan kita optimistis. Jadi kita yakin ada harapan baru yang kita harapkan dengan adanya election," ucapnya.
Untuk mendongkrak jumlah perusahaan yang IPO, kata Nyoman, pihaknya akan meluncurkan layanan Electronic Book Building (EBB). Dengan layanan ini, nantinya proses pembentukan harga saham bagi perusahaan-perusahaan yang akan melakukan IPO saham bisa dilakukan secara elektronik.
"Jadi kita harapkan curved dari pricing yang terbentuk bisa lebih objektif. Pas demand-nya naik, supply-nya bisa terakomodasi," kata dia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna. (Foto: Selfy Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna. (Foto: Selfy Momongan/kumparan)
Tahun depan, sebut Nyoman, BEI juga menargetkan pendapatan pencatatan obligasi menjadi 100 emisi obligasi korporasi baru. Melalui akselerasi pengembangan, BEI juga menargetkan sebanyak 60 perusahaan tercatat akan melakukan pencatatan tambahan (rights issue dan saham bonus) di 2019.
ADVERTISEMENT
Selain itu, BEI juga optimistis tahun depan bisa meningkatkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar Rp 9 triliun dan menargetkan pendapatan naik menjadi Rp 1,1 triliun.
Untuk mendorong capaian RNTH tahun depan, BEI akan mengimplementasikan proses penyelesaian percepatan transaksi bursa (settlement) dari T+3 menjadi T+2 pada bulan depan. Dengan T+2, proses pencairan dana di pasar modal kini dapat dilakukan dalam waktu dua hari saja.
Direktur Utama BEI Inarno Djayadi menjelaskan, implementasi T+2 ini akan dilaksanakan pada bulan November 2018 sesuai jadwal.
"T+2 sudah semakin dekati hari H-nya, pada tanggal 26 November kita canangkan sudah T+2. Saya sudah hadir di CEO meeting Singapura. Mereka antusias mau lihat T+2 kita," katanya.
ADVERTISEMENT
Inarno menjelaskan, bukan hanya Indonesia yang menghadapi masalah dalam merealisasikan pencepatan transaksi T+2 tapi juga negara-negara tetangga. Dia berharap pencepatan transaksi bursa T+2, nilai transaksi pasar modal dapat didorong, teutama dalam memberikan efisiensi waktu di bursa saham.
"Singapura ada penundaan karena alasan teknis. Malaysia juga masih melihat situasi yakni jadi Juli 2019. Eropa dan Middle East juga sudah banyak ke arah T+2. Jadi T+2 ini akan sangat berguna bagi pasar modal kita," tutupnya.