Taksi Online Tak Dapat Subsidi BBM, Ekonom Peringatkan Penurunan Daya Beli

8 Desember 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Taksi Online. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Taksi Online. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Pengamat ekonomi mewanti-wanti daya beli masyrakat kian melemah jika taksi online tak mendapat jatah BBM bersubsidi. Sebab, biaya transportasi yang harus dikeluarkan masyarakat bakal semakin mahal.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi di The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satrio Nugroho melihat adanya kemungkinan biaya transportasi yang harus dirogoh oleh masyarakat meningkat imbas pengemudi taksi online tak dapat BBM bersubsidi.
Terlebih menurut Andry, saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan penurunan daya beli dan menurunnya masyarakat kelas menengah. Sehingga kenaikan biaya transportasi akan mempengaruhi banyak hal.
“Pemerintah harus berhati-hati jika tidak memberikan subsidi kepada bisnis ojol ini sendiri. Karena bisa jadi akan ada kenaikan harga transportasi dan ini juga pasti akan men-trigger hal yang lain,” kata Andry kepada kumparan, Minggu (8/12).
Sehingga dia menyarankan pemerintah untuk melirik pengemudi taksi online agar tetap mendapatkan jarah BBM bersubsidi meski terbatas.
Taksi online (ilustrasi). Foto: Reuters/Toby Melville
“Harus berhati-hati setidaknya masih bisa diberikan subsidi secara terbatas, bisa juga bergantung kepada kendaraannya. Kita tidak bisa langsung strict begitu saja, dengan kondisi daya beli masyarakat yang sedang turun dan juga kelas menengah yang pada akhirnya turun kelas,” terangnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi kalau kita tidak memberikan bantuan dalam hal ini keringanan subsidi BBM tentunya ini juga pasti akan kembali mengerus daya beli mereka begitu,” jelas Andry.
Di samping itu, kebutuhan masyarakat perkotaan terhadap ojek online baik roda empat maupun roda dua terbilang besar. Sebab, ojek online kerap menjadi pilihan penghubung antara transportasi umum dengan tempat tujuan bepergian.
Menurut dia, pemerintah harus memperdalam fokus target subsidi BBM saat ini. Sebab baik pengemudi ojol roda dua maupun roda empat, menurutnya banyak yang masih menggunakan kendaraan cicilan.
“Sekarang fokus dari subsidi di BBM itu seperti apa sih. Targetnya seperti apa? Karena banyak ya kita tahu juga pengamudi ojol baik itu mobil maupun motor kan mereka masih ngekredit lah istilahnya ya, membeli secara mencicil gitu. Harus ada mekanisme yang berbeda misalnya,” terang Andry.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman pada acara Harbolnas 2024 di Jakarta, Jumat (6/12/2024). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Sebelumnya, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyerahkan nasib mitra taksi online ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Hal itu diungkap setelah Maman mengumumkan ojek online (ojol) masuk klasifikasi usaha mikro (UMKM) yang mendapat alokasi BBM bersubsidi.
ADVERTISEMENT
"Kita fokus ke ojol. Berdasarkan aturan itu, roda empat yang dapat BBM bersubsidi itu pelat kuning, (pelat hitam) itu ranahnya Kementerian Perhubungan dan Kementerian ESDM," jelas Maman di Jakarta, Jumat (6/12).
Maman menyebut dari sisi UMKM, meskipun berpelat hitam, mitra taksi online tidak berhak mendapatkan BBM bersubsidi karena tergolong besar. Maman di Kementerian UMKM hanya fokus pada mitra ojol untuk tetap mendapat BBM bersubsidi.
"Dari sisi UMKM itu tidak berhak mendapatkan karena itu tergolong besar, dan sekarang bisa bayangkan DP mobil kan besar. Kami sih fokus pada teman-teman ojek online roda dua," katanya.