Tambah 120 Pesawat, Garuda Indonesia Bidik Kuasai 50 Persen Pasar Domestik
11 Juni 2025 17:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) secara grup menargetkan penambahan armada hingga 120 pesawat dalam 5 tahun mendatang. Langkah ini bertujuan agar bisa menguasai hingga setengah pangsa pasar penerbangan domestik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Pandjaitan, menuturkan Garuda Indonesia dan PT Citilink Indonesia saat ini menguasai sekitar 30-35 persen pangsa pasar penerbangan domestik
"Dari keseluruhan pasar industri penerbangan domestik di Indonesia lebih dari 200 juta penumpang, jadi kita masih punya ruang berkembang untuk menampung lebih banyak lagi penumpang," jelasnya saat International Conference of Infrastructure (ICI) 2025, Rabu (11/6).
Wamildan menyebutkan, Garuda Indonesia terbuka dengan kedatangan investor karena perusahaan ingin terus memperluas pangsa pasar dengan penambahan armada pesawat dalam 5 tahun mendatang.
"Kami mengundang para investor, karena kami juga berencana untuk menambahkan lebih dari 120 pesawat di dalam 5 tahun mendatang. Kami juga ingin meningkatkan pangsa pasar kami dari 35 persen ke 50 persen di dalam kurun 5 tahun mendatang," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, kata dia, sebagai maskapai nasional Indonesia, Garuda Indonesia bisa mengambil manfaat maksimal dari potensi industri penerbangan domestik.
Meski demikian, Wamildan menilai industri penerbangan secara global, tidak hanya Garuda Indonesia Group, tengah menghadapi berbagai tekanan yang cukup berat.
"Masalah meningkatnya harga bahan bakar avtur, lalu juga untuk pemeliharaan, lalu disrupsi untuk rantai pasok dan ketersediaan armada, kita tahu bahwa kita berhadapan dengan nilai tukar yang cenderung fluktuatif. Jadi ini semua membuat bisnis maskapai penerbangan semakin sulit," keluhnya.
Hal tersebut, menurutnya, mengakibatkan kenaikan biaya operasional perusahaan. Dia pun mengungkapkan kinerja keuangan maskapai sering dibandingkan dengan maskapai lain, seperti Singapore Airlines yang berhasil mencetak keuntungan hingga puluhan triliun Rupiah.
"Banyak sekali hal yang harus dilakukan kalau kita mau daya saing negara kita dengan negara-negara tetangga kita, karena ada banyak orang yang bertanya kepada saya, kenapa Anda tidak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Singapore Airlines misalnya?" ungkap Wamildan.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu, Wamildan menilai peran Garuda Indonesia Group sebagai perusahaan milik negara tidak hanya mencetak keuntungan, namun juga bertugas meningkatkan konektivitas Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
"Posisi Garuda dan Citilink itu mengurangi monopolitic pricing dan memberikan lebih banyak keadilan dan kesetaraan. Kita juga mencoba untuk memberikan lebih banyak pilihan kepada publik dan menghubungkan Indonesia dari ujung-ujung melalui jaringan kami, yang sifatnya cukup ekstensif," tandas Wamildan.