Tambah Produksi Baja, Krakatau Steel Bakal Akuisisi Pabrik Baru

23 November 2018 19:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik baja PT Krakatau Steel Tbk. (Foto: Dok. PT Krakatau Steel Tbk)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik baja PT Krakatau Steel Tbk. (Foto: Dok. PT Krakatau Steel Tbk)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) berencana mengakuisisi pabrik baru tahun depan. Aksi korporasi ini dilakukan untuk menambah kapasitas produksi sebesar 1 juta ton.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama KRAS Silmy Karim mengatakan, rencananya akuisisi akan dilakukan tahun depan. Tapi dia belum mau megatakan di mana pabrik yang akan diakuisisi dan berapa valuasinya.
"Di sini saya dengan teman-teman BOD, kita mau ambil pabrik yang sudah dan agak kolaps. Kurang lebih mudah-mudahan tambahan 1 juta ton. Tambahan 1 juta ton per tahun, masih negosiasi," kata dia di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (23/11).
Silmy mengatakan, pabrik akuisisi ini di luar dari pembangunan pabrik baru yang akan selesai April 2010, yaitu Hot Striping Mill (HSM) yang kedua atau pabrik baja lembaran panas kedua di Cilegon, Banten. Saat ini progres konstruksi fisiknya sudah mencapai 86,83 persen per September 2018.
Baja produksi Krakatau Steel. (Foto: Dok. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk)
zoom-in-whitePerbesar
Baja produksi Krakatau Steel. (Foto: Dok. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk)
Rampungnya proyek ini, kata Silmy bisa menambah kapasitas produksi sebesar 1,5 juta ton per tahun. Dengan begitu, total kapasitas rolling akan mencapai 3,9 juta ton per tahun.
ADVERTISEMENT
"Berkembangnya industri baja memang harus seiring berkembangnya satu industri, belakangan ini mengalami cobaan yang cukup besar dampaknya kepada industri baja nasional. Sehingga Ibu Menteri ingin mengembalikan kejayaan industri baja nasional khususnya Krakatau Steel," kata dia lagi.
Selain itu, untuk meningkatkan daya saing perusahaan, Silmy menuturkan perusahaan juga melakukan pembangunan kluster 10 juta ton baja di Cilegon. Kluster ini ditargetkan akan rampung pada 2025 mendatang. Sementara untuk mendorong program efisiensi produksi, perseroan melakukan pembangunan Blast Furnace. Progres pembangunan Blast Furnace Complex juga telah menunjukan hasil yang menggembirakan.
Pada 16 Oktober lalu, dilakukan pemanasan tungku blast stice yang merupakan tahapan penting dari beroperasinya keseluruhan pabrik Blast Furnace. Pabrik ini akan melakukan produksi perdananya atau First Blow pada 20 Desember 2018.
ADVERTISEMENT
"Ini jadi tanda baik bahwa ke depan industri baja nasional akan semakin baik. Walaupun peraturan-peraturan harus disempurnakan agar mendukung industri baja nasional," tutur Silmy.