Tambang Emas Milik Astra Mulai Beroperasi Awal 2019

9 November 2017 21:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tambang emas (Foto: HypnoArt)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tambang emas (Foto: HypnoArt)
ADVERTISEMENT
PT Astra International Tbk melalui anak usahanya PT United Tractors Tbk tengah membangun lini bisnis baru yaitu penambangan emas. Lokasinya berada di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
ADVERTISEMENT
Sebelum melakukan kegiatan penambangan, emiten berkode UNTR ini melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara telah mengakuisisi mayoritas saham PT Sumbawa Jutaraya (SJR) pada tahun 2015 lalu. SJR merupakan perusahaan eksplorasi pertambangan emas di Sumbawa.
Direktur Keuangan United Tractors Iwan Hadiantoro menjelaskan keinginan perusahaan melakukan diversifikasi bisnis dengan melakukan penambangan emas adalah untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara. Saat ini, pendapatan terbesar perusahaan diakuinya berasal dari penjualan batu bara.
"UT (United Tractors) saat ini tergantung ke bisnis batu bara. Saya lihat revenue kita 80-90% berkaitan dengan batu bara," kata dia saat Workshop Wartawan Pasar Modal di Hotel Sahid Eminence, Cipanas, Jawa Barat, Kamis (9/11).
Bukit gundul bekas kerukan tambang emas di Poboya (Foto: Ardhana Pragota/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bukit gundul bekas kerukan tambang emas di Poboya (Foto: Ardhana Pragota/kumparan)
Menurut Iwan, pergerakan harga batu bara tidak stabil dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Di tahun 2011 harga batu bara mencapai puncak tertinggi yaitu 110-120 dolar AS/ton. Sedangkan di tahun 2012-2016 harganya turun drastis menjadi 55-60 dolar AS/ton. Di tahun ini, harga batu bara memang membaik dengan naik menjadi 87 dolar AS/ton.
ADVERTISEMENT
"Komoditas ini sifatnya tidak sustain. Makanya 2-3 tahun terakhir kita memiliki strategi salah satunya kita mencoba mencari mineral tidak se-volatile batu bara misalnya emas yang stabil," imbuhnya.
Selain emas, perusahaan juga akan memperbesar penambangan coking coal. Dia berharap lini bisnis barunya ini bisa mengurangi ketergantungan perusahaan dengan hanya menambang batu bara.
"Tambang lain yang harganya stabil coking coal, ini memiliki perbedaan dengan thermal coal. Ke depan kita bisa memiliki tambang lain. Kita harapkan tahun 2020 kita bisa ciptakan komposisi antara batu bara dan non batu bara 70:30," sebutnya.