Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Tambang Nikel Vale Indonesia di Sorowako Sumbang Rp 600 Miliar ke PAD Luwu Timur
4 Agustus 2024 16:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kontribusi dari Sorowako sangat cukup, sekitar Rp 600 miliar. Ini memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat," kata Budiman di Tambang Nikel Vale Indonesia Sorowako, Minggu (4/8).
Sementara itu, Pj Gubernur Sulawesi Selatan Zudan Arif Fakrullah mengatakan Vale Indonesia juga berperan dalam menjaga ekosistem lingkungan di tengah stigma negatif dunia pertambangan.
"Kami melihat bahwa setelah 56 tahun beroperasi, ekosistem di Danau Matano (area tambang Sorowako) tetap terjaga dengan baik. Ini menjadi contoh best practices dalam dunia pertambangan di Indonesia," ujar Zudan.
Zudan juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. "Kami berdiskusi panjang dengan Pak Budiman mengenai aspek pemberdayaan masyarakat yang bertumpu pada sektor-sektor ini. Dunia pertambangan tidak harus identik dengan kerusakan lingkungan. Sorowako adalah contoh model yang perlu dikembangkan untuk Indonesia," ungkap Zudan.
Zudan juga menyoroti pentingnya pengelolaan Bandar Udara Sorowako yang sebelumnya dialihkan ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
"Ada beberapa aspek besar yang harus dibahas, termasuk SDM, sarana, prasarana, dan pendanaan. Prinsipnya, kami mendukung apa yang terbaik untuk Vale Indonesia, Luwu Timur, dan Sulawesi Selatan. Tata kelolanya harus yang terbaik dan berkelanjutan," kata Zudan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Senin (29/7), INCO mengantongi laba bersih USD 37,28 juta atau setara Rp 607,2 miliar (kurs Rp 16.286 per USD). Angka ini anjlok 82,06 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu USD 207,80 juta atau Rp 3,38 triliun.
Merosotnya laba bersih ini seiring dengan penurunan pendapatan INCO. Pada semester I 2024, perusahaan meraup pendapatan USD 478,75 juta (setara Rp 7,79 triliun), anjlok 27,34 persen dibandingkan pendapatan semester I 2023 senilai USD 658,96 juta (setara Rp 10,73 triliun).
Meski mengalami penurunan laba bersih dan pendapatan, volume produksi bijih nikel sepanjang semester I 2024 naik menjadi 34.774 metrik ton dibanding periode sama pada tahun sebelumnya 33.691 metrik ton. Sejalan dengan kenaikan produksi, penjualan nikel matte juga naik menjadi 35.680 per akhir Juni 2024 dibandingkan tahun sebelumnya 33.221 ton.
ADVERTISEMENT
Harga realisasi rata-rata bijih nikel turut menjadi beban perseroan karena mengalami penurunan sepanjang semester I 2024 sekitar USD 13.416 per ton, dibanding periode sama pada tahun sebelumnya USD 19.836 per ton.
“Meskipun kondisi pasar yang tidak menentu, kami tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” tulis CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy melalui keterangan tertulis, Senin (29/7).
Febriany optimistis perusahaan akan terus meningkatkan produksi dan efisiensi biaya pada paruh semester kedua. Pihaknya telah menyusun strategi bisnis untuk mengintegrasikan operasional usaha.
"Memasuki semester kedua tahun ini, kami akan terus proaktif mendorong inisiatif penghematan biaya. Untuk memastikan biaya tunai per unit tetap kompetitif dalam upaya menghasilkan margin yang sehat," katanya.
ADVERTISEMENT