TaniHub Dapat Suntikan Rp 278 Miliar, Target Jangkau 100 Ribu Petani

1 April 2020 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para mitra petani TaniFund mencangkul lahan sebelum menanam bibit kentang granola di Ciwidey, Jawa Barat. Foto: Bhisma Adinaya/Tanihub Group
zoom-in-whitePerbesar
Para mitra petani TaniFund mencangkul lahan sebelum menanam bibit kentang granola di Ciwidey, Jawa Barat. Foto: Bhisma Adinaya/Tanihub Group
ADVERTISEMENT
Startup TaniHub Group mendapatkan perpanjangan putaran pendanaan Seri A atau Seri A Plus sebesar USD 17 juta atau setara dengan Rp 278,8 miliar (kurs dolar Rp 16.400). Pendanaan tersebut dipimpin oleh Openspace Ventures bersama Intudo Ventures, dengan partisipasi dari para investor baru yaitu UOB Venture Management, Vertex Ventures, BRI Ventures, Tenaya Capital dan Golden Gate Ventures.
ADVERTISEMENT
Dengan suntikan tersebut, total pendanaan ekuitas yang telah diraih perusahan mencapai USD 29 juta sejak tahun 2016. Dana itu membuat TaniHub bisa menjangkau lebih banyak para petani.
President dan Co-Founder TaniHub Group Pamitra Wineka mengatakan, sektor pertanian masih menjadi salah satu kontributor terbesar perekonomian Indonesia. Sehingga segala kualitas termasuk regenerasi petani harus dipikirkan.
“Petani perlu meningkatkan produktivitas dan pendapatannya karena keduanya adalah faktor penting untuk menjamin generasi muda bahwa sektor pertanian menawarkan prospek yang cerah,” kata Pamitra berdasarkan keterangan tertulis, Rabu (1/4).
Mitra petani TaniHub berpose di tengah-tengah ladang selada di Bedugul, Bali Foto: Bhisma Adinaya/Tanihub Group
Pamitra menjelaskan, ekosistem di TaniHub Group didesain untuk membantu para petani sesuai mekanisme yang disiapkan. Selain itu, konsumen juga diharapkan bisa mendapatkan produk pertanian dengan harga yang wajar.
ADVERTISEMENT
Di tengah serangan virus corona, TaniHub Group berupaya memenuhi peningkatan permintaan produk pangan segar dan bahan pangan pokok yang berkualitas. "Perusahaan ingin berkontribusi untuk ketahanan pangan Indonesia dengan mengikuti perubahan pola permintaan dan tetap menyediakan produk tepat waktu," ujar Pamitra.
CEO dan Co-Founder TaniHub Group Ivan Arie Sustiawan menganggap saat ini salah satu tantangan terbesar di sektor pertanian adalah pembangunan infrastruktur dan supply chain.
“Kami berkomitmen memperkuat kerja sama kami dengan para mitra di B2B, termasuk usaha kecil dan menengah. Kami berharap dapat mencatat pertumbuhan yang lebih baik tahun ini dan dapat menjangkau seluruh kota di Indonesia pada 2022,” ujar Ivan.
TaniHub akan menggunakan dana segar tersebut untuk memperkuat posisinya sebagai market leader serta mempercepat perluasan layanan dan cakupan geografis untuk para petani dan pelanggan. Selain itu, pendanaan akan digunakan untuk perbaikan operasional, termasuk implementasi teknologi otomasi di fasilitas packing and processing center yang baru didirikan.
Karyawan TaniHub menghitung berat produk di salah satu gudang perusahaan Foto: Bhisma Adinaya/Tanihub Group
Sejak mendanaan pendanaan Seri A tahun lalu, TaniHub Group mencatat pertumbuhan bisnis lebih dari 300 persen. Sebanyak lebih dari 30.000 petani skala kecil telah bergabung ke dalam ekosistem TaniHub Group. Platform e-commerce TaniHub menghubungkan para petani dengan lebih dari 5.000 pelanggan B2B, dari usaha kecil dan menengah (UKM), hotel, restoran dan katering, hingga industri pengolahan makanan, serta lebih dari 115.000 pelanggan individu.
ADVERTISEMENT
TaniHub saat ini memiliki lima kantor cabang dan pusat distribusi, yaitu di Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar. Perusahaan berencana membuka tiga cabang lagi untuk memperluas jangkauan secara nasional dan menyediakan proses supply chain dari hulu ke hilir yang lebih mulus.
Selain itu, TaniHub telah berinvestasi dalam aspek supply chain untuk memastikan keamanan produk pangan (food safety) dari hulu ke hilir melalui implementasi ISO 22000 (HACCP) dan Halal Assurance System (HAS) atau Sistem Jaminan Halal.
Karyawan TaniHub memonitor produk di salah satu gudang perusahaan. Foto: Bhisma Adinaya/Tanihub Group
Sejak pertengahan 2016, TaniHub Group mengatasi rantai pasok (supply chain) produk pangan segar di Indonesia dengan cara menghubungkan petani dengan berbagai macam pelanggan melalui sebuah platform TaniFund. Dalam platform itu terdapat e-commerce dan logistik untuk hasil tani serta pendanaan untuk petani.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2017, TaniFund, platform peer-to-peer (P2P) lending di bawah naungan TaniHub Group, telah menyediakan pembiayaan budidaya dan transaksi penjualan kepada petani yang aksesnya terbatas terhadap institusi keuangan formal. TaniFund terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan adalah anggota dari Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
TaniHub Group akan memperbaiki dan menyederhanakan operasional TaniFund agar pemberi pinjaman dan peminjam dapat dilayani lebih baik lagi, serta menaati sejumlah peraturan baru di OJK.
TaniFund telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 100 miliar dan bermitra secara eksklusif dengan lembaga filantropi terbesar di Indonesia, Dompet Dhuafa, sejak 2019 untuk menjangkau para peternak di pulau Jawa.