Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Sebanyak 68 persen generasi milenial tercatat sebagai pengguna aktif dompet digital. Data tersebut merupakan hasil survei yang dirilis Ipsos Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Riset Ipsos Olivia Samosir mengungkapkan dari angka itu, sebanyak 71 persen pengguna tergiur beralih ke dompet digital lantaran banyaknya iming-iming promo.
“Ipsos menemukan bahwa 71 persen generasi muda termotivasi untuk menggunakan dompet digital pertama kalinya karena ada promo,” ujar Oliv dalam Konferensi Pers bertajuk “Evolusi Dompet Digital: Strategi Menang Tanpa Bakar Uang” di JW Marriot Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (12/2).
Lantas, bagaimana jika aplikasi dompet digital tak lagi menggunakan promo? Akankah mereka tetap loyal?
Oliv menuturkan, tingkat keloyalan para pengguna ini akan sangat bergantung pada kualitas layanan yang ditawarkan. Hasil temuan lain dari survei mereka menunjukkan sebanyak 54 persen konsumen Gopay meskipun tidak ada promo.
“54 persen tetap menggunakan Gopay meski tanpa promo. Sisanya, 29 persen tetap menggunakan Ovo, 11 persen tetap menggunakan Dana dan 6 persen menggunakan LinkAja,” jelas Oliv.
ADVERTISEMENT
Adapun keempat aplikasi itu merupakan uang digital yang dalam penelitian mereka tergolong aplikasi yang paling banyak digunakan.
Menurut Oliv, layanan kualitas menjadi opsi lain yang membuat pengguna memilih bertahan. Beberapa aspek yang dilihat yakni tingkat kenyamanan, inovasi, keamanan, hingga inovasi.
“Loyalitas konsumen tetap menggunakan dompet digital tanpa promo tergantung kualitas layanan. 76 persen konsumen menilai Gopay unggul dalam aspek keamanan, 77 persen karena praktis, serta inovasi 72 persen,” bebernya.
Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia, Poltak Hutradero mengatakan, animo masyarakat menggunakan dompet digital akan tetap tinggi kendati mereka tak lagi ‘membakar uang’. Asalkan mereka terus meningkatkan kualitas keamanan dan kenyamanan layanan.
“Penyelenggara dompet digital harus beralih dari pola pikir grow at all cost ke pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Merujuk pada potensi yang luas di transaksi mikro, animo masyarakat akan tetap tinggi walau para pemain tak lagi bakar uang. Yang penting para pemain ini meningkatkan faktor keamanan dan kenyamanan,” jelas Poltak.
Sementara itu, Managing Director Gopay , Budi Gandasoebrata mengakui bahwa promo memang menjadi daya tarik awal konsumen. Namun Budi menegaskan, promo bukan strategi utama layanan mereka.
ADVERTISEMENT
“Promo memang strategi paling bagus menggaet. Begitu sudah menggunakan, ada enggak ada promo pun mereka masih pakai. Gopay mengembangkan layanan berkualitas dan customer experience yang aman, mudah, praktis, sambil tetap membuat promo yang strategis,” pungkas Budi.