Tantangan Adaro Jual Listrik Matahari di Papua: Harga dan Daya Tahan

27 Juni 2019 17:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga surya Foto: REUTERS/Tyrone Siu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga surya Foto: REUTERS/Tyrone Siu
ADVERTISEMENT
PT Adaro Power mulai melakukan uji coba bisnis penjualan listrik tenaga matahari jenis solar cell atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di 15 desa terpencil pada 5 kabupaten yang ada di Papua.
ADVERTISEMENT
Wakil Direktur Utama Adaro Power Dharma Djojonegoro menjelaskan, penjualan listrik tenaga matahari memiliki beberapa tantangan. Pertama adalah harga yang kurang kompetitif dibanding listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
"Ini susah dari sisi harga, tidak kompetitif jika dibandingkan dengan listrik PLTU," bebernya saat ditemui di Cafe Loewy Kuningan, Jakarta, Kamis (27/6).
Namun demikian, menurut dia, teknologi produksi listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT)‎ selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan drastis. Oleh karenanya, Adaro optimistis ke depan harga listrik dari EBT dapat bersaing dengan energi fosil.
"Selama 5 tahun terakhir grafik turun jauh, curve turun. At same point akan kompetitif, bisa 5-15 tahun kami enggak tahu," jelas Dharma.
Wakil Direktur Utama Adaro Power, Dharma Djojonegoro. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Saat ini, pihaknya berani berinvestasi USD 5 juta untuk melistriki daerah terpencil di Papua yakni karena desa di daerah itu sebelumnya menggunakan diesel sebagai sumber kelistrikan. Jika dibandingkan diesel, EBT dinilai masih kompetitif.
ADVERTISEMENT
Selain harga, tantangan lain pemakaian PLTS Atap konvensional ialah hanya dapat bertahan hingga 5 jam saja. ‎Oleh karena itu, dalam uji coba ini, pihaknya memesan 2 produk PLTS Atap dari perusahaan yang berbeda.
"Kita menaruh 2 merek solar cell (PLTS Atap) di sana dari Eropa dan Asia untuk tahu inverter mana yang lebih bagus," katanya.
Berdasarkan rencana, uji coba ini akan dilakukan selama 6-12 bulan untuk mengetahui potensi berbisnis listrik tenaga matahari di Papua. Jika sukses, Adaro akan memperluas jangkauan produk EBT-nya tersebut.