Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tantangan Pemerintah Kalau Mau Setop Impor LPG dan BBM di 2030
19 Oktober 2023 14:30 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dewan Energi Nasional (DEN) menilai target pemerintah untuk menyetop impor LPG dan BBM di tahun 2030 masih banyak tantangannya. Target tersebut tercantum dalam Grand Strategi Energi Nasional (GSEN).
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan DEN, Yunus Saefulhak, menuturkan saat ini mayoritas kebutuhan LPG nasional masih diimpor dan membutuhkan anggaran subsidi yang sangat besar.
Tahun ini saja, anggaran subsidi LPG 3 kilogram mencapai Rp 117,85 triliun. Dengan demikian, Indonesia harus meningkatkan terlebih dahulu produksi LPG di dalam negeri sebelum bisa setop impor .
Yunus mengatakan langkah selanjutnya adalah meningkatkan pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga. Alih-alih menambah targetnya, pemerintah baru saja menurunkan target dari 4 juta sambungan menjadi 2,5 juta di tahun 2024.
"Jargas ini baru sekitar 800 ribu, belum ada 1 juta rumah tangga. Diharapkan di sini adalah sekitar 4 juta di tahun 2024. Masih jauh sekali, ini sudah dekat sekali, dan berat sekali untuk bisa mencapai itu," kata Yunus saat Energy Transitions Conference & Exhibitions, Kamis (19/10).
ADVERTISEMENT
Yunus menilai seharusnya ada penambahan target sambungan jargas menjadi 10 juta rumah tangga di tahun 2030. Langkah selanjutnya, kata Yunus, yakni mendorong pemanfaatan kompor listrik. Sehingga kebutuhan listrik nasional meningkat untuk menyerap kelebihan pasokan PT PLN (Persero).
"Kemudian juga memproduksi rich gas, meningkatkan produksi LPG dan seterusnya, kemudian mengembangkan DME (dimetil eter). Menurut saya ini kiat-kiat menghentikan impor LPG," tutur Yunus.
Selain impor LPG, pemerintah juga menargetkan bisa menyetop impor BBM, baik itu bensin (gasoline) maupun solar (diesel), di tahun 2030. Yunus menyebut, untuk mendukung target ini ada beberapa upaya yang bisa dilakukan pemerintah.
Pertama, dengan meningkatkan produksi gasoline, diesel, dan biofuel di dalam negeri. Adapun Indonesia sudah memasuki tahap produksi biodiesel 35 persen (B35) dan bioetanol 5 persen (E5).
ADVERTISEMENT
Kemudian meningkatkan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) menjadi 2 juta mobil listrik di tahun 2030 dan meningkatkan kapasitas kilang.
"Jadi ada condition apabila ingin 2030 itu bisa berhenti impor BBM, maka syaratnya harus demikian," pungkas Yunus.
Live Update