Target Pembentukan Harga Acuan CPO Akhir Tahun, Juni Masuk Bursa Berjangka

Plt. Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko di Auditorium Bappebti, Jumat (20/1/2023). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan

Plt. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Didid Noordiatmoko, menargetkan harga acuan sendiri untuk Crude Palm Oil (CPO) akan selesai pada akhir tahun ini. Setelah itu, bisa langsung bursa berjangka.

Tujuan diterbitkannya aturan ini agar Indonesia punya acuan sendiri terhadap perdagangan komoditas yang diproduksi di dalam negeri. Selama ini harga acuan komoditas CPO masih berpatokan ke negara lain, salah satunya Malaysia.

“Kami menargetkan mekanisme skema ini (bursa berjangka) kami targetkan efektif mulai Juni tahun ini. Walaupun price discovery akan muncul 1 atau 2 bulan setelah ini diterapkan. Harapannya menjelang akhir tahun price reference akan terbentuk dengan sendirinya," kata Didid dalam diskusi publik Majalah Sawit Indonesia, Kamis (2/3).

Didid memastikan CPO diperdagangkan di bursa berjangka guna mendapatkan kepastian harga lindung atau nilai dari sawit itu sendiri. Ia juga menjelaskan proses ekspor akan memiliki aturan sendiri, meski seluruh mekanismenya tergantung izin Kementerian Perdagangan.

"Jadi kira kira mewajibkan ekspor CPO melalui bursa berjangka. Setiap penerbitan CPO dan turunannya harus diperoleh dari bursa. Ini akan menjadi kebijakan kami," jelasnya.

Seorang petani membongkar muatan tandan buah segar (TBS) sawit. Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Sebelumnya Didid menyebutkan keberadaan bursa sawit tidak serta-merta akan langsung membuat harga acuan CPO terbentuk. Keberadaan bursa sawit akan mempertemukan antara pembeli dan penjual, sehingga harga acuannya akan terbentuk.

"Itu kan tidak bisa seketika hari ini masuk langsung terbentuk, tidak bisa seperti itu," kata dia.

Harga CPO di bursa Indonesia turut diuji mampu bertahan berapa lama. Kondisi ini dinilai akan membentuk harga acuan CPO.