Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Lemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ternyata juga berimbas pada kenaikan ongkos pengiriman barang dari luar negeri ke Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Logistik E-Commerce (APLE) sekaligus Direktur Utama SKK Logistics Sonny Harsono.
ADVERTISEMENT
Sonny menjelaskan, biasanya pengiriman barang dari luar negeri menggunakan pesawat kargo atau kapal dikenakan tarif dalam bentuk USD. Artinya, pengusaha perlu merogoh kocek lebih tinggi untuk mengirimkan barang di tengah ambruknya mata uang garuda.
"Rupiah ambruk berimbas pada naiknya biaya logistik seperti diketahui harga atau rate air atau sea freight masih dalam USD. Jadi kalau pengusaha logistik atau eksportir ingin mengirimkan barang dengan melemahnya rupiah maka cost pengusaha tersebut naik," kata Sonny kepada kumparan, Selasa (23/4).
"Contoh, USD 100 per kg = Rp 1,5 juta menjadi Rp 1,7 juta," tambahnya.
Sonny mengungkapkan, naiknya ongkos kirim bakal berimbas pada harga jual barang ekspor. Sejumlah pengusaha pasti akan menaikkan harga barang ekspor karena naiknya biaya logistik dan harga barang itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Karena dalam e-commerce barang ekspor e-commerce itu dibayar dalam rupiah tapi cost logistiknya naik, tentu platform akan menaikkan charging kenaikan ke customer," jelas Sonny.
Adapun, rupiah ditutup menguat ke level Rp 16.220 per USD pada perdagangan hari ini, Selasa (23/4).
Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, mata uang rupiah menutup perdagangan dengan kenaikan sebesar 0,10 persen ke posisi Rp 16.220 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar tercatat turun 0,11 persen ke level 105.800.