Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9

ADVERTISEMENT
Kebijakan tarif baru yang telah diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dinilai dapat mendorong relokasi pabrik ke dalam negeri sekaligus memperluas pasar ekspor.
ADVERTISEMENT
Direktur dan Founder Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan bahwa tarif Indonesia (32 persen) yang lebih rendah dibandingkan negara Asia lain seperti Kamboja (49 persen), Vietnam (46 persen), Thailand (36 persen), dan China (34 persen) justru menciptakan potensi relokasi industri ke Indonesia.
“Karena negara kompetitor Indonesia terkena tarif baru Trump yang lebih tinggi, Indonesia mendapatkan potensi relokasi industri [pabrik],” jelas Bhima kepada kumparan, Kamis (3/4).
Namun, terdapat juga negara lain seperti Malaysia (20 persen) dan Filipina (17 persen) yang memiliki tarif lebih rendah. Negara-negara tersebut juga berpotensi menjadi tujuan investor untuk relokasi.
“Ada juga Malaysia dan Filipina, tetapi itu semua tergantung pada prasyarat relokasi,” tambah Bhima.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, terdapat tiga syarat utama untuk menarik minat investor. Pertama yaitu market intelligence, kesiapan infrastruktur kawasan industri, serta pasokan SDM dengan kualifikasi keahlian yang sesuai.
“Jadi investor akan mencari negara dengan tarif terendah yang paling unggul dalam tiga prasyarat tersebut,” tambahnya.
Selain itu, Bhima menilai Uni Eropa dapat menjadi mitra strategis bagi Indonesia, khususnya melalui kerja sama transisi energi, yang berpotensi memberikan dampak positif bagi Indonesia,
“Bisa juga kerja sama transisi energi dengan Jerman, jadi Pemerintah Indonesia harus yakinkan Jerman untuk menyerap lebih banyak lagi produk Indonesia yang sebelumnya diekspor ke AS terutama untuk komponen energi baru dan terbarukan,” jelasnya.
Di sisi lain, Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai tarif baru Trump ini bisa menjadi kesempatan bagi pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan keanggotaannya di BRICS (Brazil, Rusia, India, China, and South Africa).
ADVERTISEMENT
“Gunakanlah BRICS ini sebagai tempat untuk memasarkan produk, dan merupakan kesempatan terbaik bagi pemerintah untuk mendorong ekspor ke negara-negara BRICS,” ujar Ibrahim.
Ia mengatakan Indonesia merupakan negara dengan banyak komoditas yang tak hanya dibutuhkan AS, tetapi juga negara lain. Oleh karena itu, pemerintah perlu menggali peluang.
“Sekarang merupakan waktunya pemerintah mendorong ekspor ke negara-negara BRICS karena mereka merupakan pasar yang besar dan potensial,” tambah Ibrahim.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi memberlakukan tarif impor baru terhadap sejumlah negara pada Rabu 2/4) malam waktu AS atau lebih cepat dari jadwal semula yang direncanakan pada Kamis (3/4).
Indonesia termasuk dalam daftar negara yang terkena dampak, dengan tarif impor sebesar 32 persen seperti yang ditunjukkan oleh Trump saat konferensi pers.
ADVERTISEMENT