Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Tarif Trump Guncang Pasar Saham Global, IHSG Diprediksi Masih Berfluktuasi
6 April 2025 16:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Ekonom Global Markets Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi tidak akan mengalami trading halt, meskipun tetap akan mengalami sedikit koreksi.
“Untuk trading halt sih tidak, tetapi saya lihat IHSG (pekan depan) menuju level support terdekat di 6.319,” ujar Myrdal kepada kumparan, Minggu (6/4).
Berdasarkan catatan Myrdal, kondisi pasar valuta asing (valas) dan keuangan Indonesia diperkirakan langsung menjadi lebih volatil saat hari perdagangan dimulai setelah libur panjang.
“Investor lokal maupun asing bakal ambil langkah aman dulu dengan profit taking atau cut loss di tengah kondisi volatilitas yang tinggi saat ini,” tambah Myrdal.
Myrdal memprediksi bahwa dalam waktu dekat IHSG tetap akan mengalami fluktuasi, meskipun dampaknya diperkirakan tidak terlalu signifikan, “Tentu (akan) mengalami proyeksi, tetapi tidak separah bulan lalu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, daya tarik pasar saham nasional akan semakin kuat seiring dengan musim pembagian dividen, “Hal tersebut itu salah satu faktor penarik investor, apalagi emiten blue chips juga sudah bagus valuasinya,” tambahnya.
Di sisi lain, analis Panin Sekuritas, Felix Darmawan, menilai bahwa tekanan dari kebijakan tarif Trump terhadap IHSG memang cukup signifikan, “Semoga tidak trading halt, tarif Trump memang akhir-akhir ini menjadi penyebab anjloknya bursa saham global dalam beberapa hari kemarin,” ujarnya.
Felix juga menyoroti pelemahan nilai tukar rupiah yang mendekati Rp 17.000 per dolar AS sebagai katalis negatif tambahan. Kondisi ini, menurutnya, dapat mendorong investor, terutama investor asing, untuk keluar dari pasar domestik.
Ia memprediksi bahwa reaksi investor pada pembukaan perdagangan Selasa pagi kemungkinan akan negatif karena mereka mulai price in perkembangan di pasar global, “Perlu wait and see dulu bagaimana langkah pemerintah Indonesia dalam menyikapi tarif Trump ini, kalau komprominya berhasil, peluang membalikkan sentimen menjadi positif sangat terbuka,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, berdasarkan catatan Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Jeffrey Hendrik, nilai Indeks JCI Index (Jakarta Composite Index) Indonesia setelah pemberlakuan tarif Trump juga masih berada pada 6.510,62 sebelum dan sesudah konferensi pers, yang berarti tidak terjadi fluktuasi atau reaksi pasar yang berarti pada saat itu.
“Kalau kita lihat data maka bursa-bursa negara Asia yang dikenakan tarif tinggi tidak mengalami dampak negatif yang signifikan. Tetapi justru bursa negara Eropa dan Amerika yang berdampak signifikan,” jelas Jeffrey.
Ia menyarankan agar para investor untuk tidak panik dan lakukan analisis secara cermat serta mengambil keputusan investasi secara rasional.