Tawaran RI Nego Tarif Trump: Beri Insentif hingga Tambah Impor Kedelai AS

19 April 2025 6:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk memimpin Delegasi ke AS, bersama beberapa Pimpinan Kementerian/ Lembaga, yang terkait langsung dengan isu dan kebijakan Tarif Resiprokal AS. Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk memimpin Delegasi ke AS, bersama beberapa Pimpinan Kementerian/ Lembaga, yang terkait langsung dengan isu dan kebijakan Tarif Resiprokal AS. Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
ADVERTISEMENT
Delegasi Pemerintah Indonesia yang melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait tarif baru Presiden AS Donald Trump sudah melakukan negosiasi dengan pihak AS. Nantinya perundingan ini akan selesai dalam waktu 60 hari.
ADVERTISEMENT
Tim yang dipimpin Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan didampingi oleh Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Marie Elka Pangestu sudah bertemu dengan Secretary of Commerce Howard Lutnick dan US Trade Representative (USTR) Jamieson Greer.
"Pembahasan ini guna mendiskusikan opsi-opsi yang ada terkait kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat, yang kita berharap situasi daripada perdagangan yang kita kembangkan bersifat adil dan berimbang," kata Airlangga.
Ada beberapa hal yang menjadi bahan negosiasi mulai dari Indonesia yang akan meningkatkan pembelian energi dari AS seperti LPG, minyak mentah, dan bensin (gasoline) sampai rencana meningkatkan produk agrikultur meliputi gandum, kedelai, susu kedelai, serta meningkatkan pembelian barang-barang modal dari AS.
ADVERTISEMENT
Beri Insentif Perusahaan AS
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk memimpin Delegasi ke AS, bersama beberapa Pimpinan Kementerian/ Lembaga, yang terkait langsung dengan isu dan kebijakan Tarif Resiprokal AS. Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
Selain itu Airlangga bilang Indonesia akan memberikan kemudahan perizinan hingga insentif perpajakan kepada perusahaan AS yang ingin beroperasi di dalam negeri. Namun Airlangga tidak merinci besaran insentif tersebut.
"Indonesia juga memfasilitasi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang selama ini beroperasi di Indonesia, dan tentunya ada hal-hal yang terkait dengan perizinan dan insentif yang dapat diberikan," ujarnya.
Hal yang dinegosiasikan terkait ini adalah perizinan impor yang berkaitan dengan Angka Pengenal Importir melalui Sistem Online Single Submission (API OSS). Kemudian, berbagai insentif perpajakan dan kepabeanan, hingga kuota impor dan layanan keuangan. Salah satu paket ekonomi yang disiapkan adalah paket deregulasi perizinan.
Pemerintah juga sudah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), terutama terkait dengan layanan pembayaran (payment) yang diminta oleh pihak AS.
ADVERTISEMENT
Mau Tambah Impor Kedelai dari AS
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk memimpin Delegasi ke AS, bersama beberapa Pimpinan Kementerian/ Lembaga, yang terkait langsung dengan isu dan kebijakan Tarif Resiprokal AS. Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
Selain insentif, pemerintah juga membuka opsi untuk menambah impor kedelai, susu kedelai dan gandum dari AS.
"Khusus pangan, kita melakukan import seperti yang saat ini sekarang dilakukan dari Amerika Serikat, yaitu kita impor gandum. Kemudian yang kedua soyabean dan soyabean milk," kata Airlangga.
Meski demikian Airlangga mengungkap hal ini tidak akan mengganggu target swasembada pangan yang ditarget oleh pemerintah.
"Kita tidak akan mengganggu program swasembada, sehingga swasembada pangan sama sekali tidak terganggu dengan apa yang direncanakan dibeli dari Amerika Serikat," tegasnya.