Teguk (TGUK) Benarkan Cuma Punya 4 Karyawan Tetap

10 Februari 2025 10:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Teguk. Foto: Anjarsari laofiati putri/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teguk. Foto: Anjarsari laofiati putri/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Emiten Teguk Indonesia, PT Platinum Wahab Indonesia Tbk (TGUK), membenarkan hanya memiliki empat karyawan tetap. Sementara sisanya adalah karyawan kontrak dan outsourcing.
ADVERTISEMENT
Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Senin (10/2), Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan TGUK mengenai hal tersebut. Direktur Utama Teguk Indonesia, Maulana Hakim, mengatakan keempat karyawan tetap tersebut meliputi Supply Chain Manager, IT Manager, F&B Manager, dan Ass Manager Bussines Development.
"Selebihnya adalah karyawan kontrak," kata Maulana dalam keterbukaan informasi.
Meski demikian, Maulana tidak menyebutkan secara rinci berapa jumlah karyawan kontrak hingga saat ini. Namun untuk jumlah tenaga outsourcing mencapai 483 orang.
Ilustrasi Teguk. Foto: Whaiz Al Qadri/Shutterstock
Maulana menjelaskan, pembuatan laporan keuangan perseroan selama ini dilakukan oleh Finance Manager dan sebelum di-submit ke BEI dilakukan pengecekan dan verifikasi oleh Komite Audit, Direktur Keuangan, dan Direktur Utama.
Ke depan, TGUK berkomitmen untuk menambah jumlah karyawan. "Untuk ke depannya perseroan akan menambah jumlah karyawan sesuai dengan pertumbuhan perseroan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 69 miliar pada per 30 September 2024 atau mengalami penurunan signifikan yaitu Rp 30 miliar atau 30 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Sementara itu, beban usaha sebesar Rp 49 miliar untuk 30 September 2024 atau mengalami peningkatan sebesar Rp 3,2 miliar atau 7 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Hingga September 2024, TGUK mengalami kerugian Rp 20,21 miliar, merosot dibandingkan tahun 2023 yang mencatatkan laba bersih Rp 5,79 miliar.
Maulana menjelaskan ada tiga penyebab kerugian, yakni tagihan platform online yang cukup besar, investasi di es krim tetapi ternyata hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan, dan biaya akibat dari penutupan toko.