Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Tekan Bahan Baku Obat Impor 30%, Phapros Akan Dirikan Pabrik Baru
6 April 2018 20:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Sebanyak 95% bahan baku obat untuk industri farmasi masih didapatkan melalui impor . Menanggapi situasi tersebut, PT Phapros Tbk mengajak Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mendirikan pabrik bahan baku obat. Ini merupakan salah satu cara untuk menekan hingga 30% impor bahan baku obat .
ADVERTISEMENT
"Iya kita memang didorong untuk itu, kalau dari kami belum banyak, tapi kalau dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) itu bisa secara keseluruhan bukan hanya Paphros ya, secara nasional sih 30% itu harusnya sudah bisa tercapai di 2025," kata Direktur Utama PT Phapros Tbk, Sri Utami saat ditemui di Royal Ball Room The Springs Club, Serpong, Tanggerang, Jumat (6/4).
Pabrik itu rencananya akan menghasilkan salah satu bahan untuk produk obat oralit yang terbuat dari sagu lokal dan tapioka serta alat kesehatan. Dalam pengelolaanya, Phapros sebagai pengelola pabrik dan pemasaran sedangkan untuk penelitian dan penerapan pengkajian oleh BPPT.
"Ini kita dengan salah satu hilirisasi hasil dari BPPT mau ada inisiasi untuk bikin pabrik Destros. Destros itu adalah salah satu bahan baku untuk infus sama oralit," ucap Utami.
ADVERTISEMENT
Saat ini, progres pembangunan pabrik sedang dalam tahap pengkajian lokasi dengan BPPT. Rencananya, lokasi pabrik akan dibangun di luar Pulau Jawa. Sebab, area di sana lebih banyak dan lebih luas. Sayangnya, dirinya enggan menjelaskan secara detail untuk lokasi pabrik baru tersebut.
"Kemungkinan di luar Jawa, karena BPPT sendiri punya lahan yang cukup luas kerja sama dengan BPPT, kami hilirisasi hasil penelitian, dari BPPT pemasaranya," ujar dia.
Utami juga mengatakan, dalam proses pengkajian hingga pengoperasian bukan waktu yang sebentar. Ia menambahkan, untuk saat ini masih beberapa perusahan yang telah melakukan pembuatan bahan obat menggunakan bahan lokal.
"Memang perlu waktu, kan yang sudah ada Kimia Farma kan," tutup Utami.