Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Temui Erick Thohir, Menteri Bangladesh Pesan 1.050 Gerbong Kereta Buatan INKA
28 Februari 2020 11:58 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri Kereta Api Bangladesh Nurul Islam Sujon bertandang ke kantor Menteri BUMN Erick Thohir . Dia ingin kembali memesan kereta api buatan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Erick mengatakan dalam pertemuan singkat tersebut, Nurul memesan 1.050 gerbong kereta api produksi PT INKA (Persero). Tender untuk pengadaan kereta bun disertakan.
"Sekarang kita diberi kesempatan lagi untuk coba ikut tender 1.050 gerbong. Nilainya ratusan juta dollar nilainya," kata dia di kantornya, Jakarta, Jumat (28/2).
Tak hanya INKA, proyek ekspor gerbong kereta api ini juga melibatkan PT LEN Industri (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Kedua perusahaan membantu urusan infrastruktur operator dan persinyalan.
Erick mengatakan rencana tender ekspor ini bukan yang pertama buat BUMN. Sebab Bangladesh sudah mengimpor kereta api sejak 15 tahun lalu dengan nilai investasi mencapai USD 181,6 juta.
"Alhamdulillah kerja sama Indonesia dan Bangladesh sangat baik contohnya untuk perusahaan BUMN saja dari tahun 2005-sekarang itu sudah ada kerjasama khususnya di kereta api," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ekspor produk kereta api buatan Indonesia ini bakal terus dilebarkan. Tujuannya agar perusahaan tak hanya jago main kandang.
Di tempat yang sama, Menteri KA Bangladesh Nurul Islam Sujon mengatakan Indonesia merupakan teman yang baik bagi Bangladesh dan merupakan negara dengan populasi muslim yang banyak. Di sisi bisnis mereka ada kerjasama pengadaan lebih dari 500 passenger coaches dari Indonesia.
"Dan kami juga melihat peluang kerja sama lainnya dalam banyak sektor. Dan hari ini asked my counterpart terkait membangun man power, capacity building dari para pekerja. Kami mencoba untuk membangun hubungan kami ke depannya," tutur Nurul.