Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Tentang Bendungan Bener yang Berujung Konflik di Wadas, Ini Rincian Proyeknya
10 Februari 2022 9:43 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Proyek Bendungan Bener yang digadang-gadang sebagai penyokong ketenagalistrikan hingga pertanian, berujung konflik antara aparat dengan masyarakat Desa Wadas.
ADVERTISEMENT
Desa Wadas ini merupakan salah satu desa yang berjarak 10 kilometer dari pembangunan Bendungan Bener di Purworejo, Jawa Tengah. Desa ini menjadi titik inti pembangunan, lantaran batuan andesit sebagai material pembangunan bendungan dipasok dari sana.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo , mengungkapkan masih ada 133 bidang tanah di desa ini yang belum selesai pembebasan lahannya untuk proyek pembangunan tambang andesit. Ini dari total 617 bidang lahan yang dibeli buat merealisasikan salah satu proyek strategis nasional tersebut.
"Status per November 2021 progres pembayaran sudah 57,17 persen ini nilainya Rp 689 miliar. Dan terdapat 1.167 bidang (total keseluruhan termasuk di lokasi pembangunan Bendungan Bener) dalam proses pengajuan pembayaran. Jika ini terbayar maka proses ini akan menjadi 72,3 persen," ujar Ganjar pada Rabu (9/2).
ADVERTISEMENT
Besaran Anggaran hingga Luas Lahan Bendungan Bener
Dalam website Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), tercatat anggaran buat pembangunan bendungan ini adalah sebesar Rp 2,06 triliun. Pendanaannya bersumber dari APBN dan APBD.
Proyek yang rencana konstruksinya dimulai tahun 2018 itu ditarget bisa beroperasi pada 2023. Bendungan Bener disebut bakal memiliki kapasitas sebesar 100,94 meter kubik dan diharapkan mengairi lahan seluas 15.069 hektar.
Selain itu, keberadaan bendungan dituliskan bakal mengurangi debit banjir sebesar 210 meter kubik per detik. Dengan kemampuan penyediaan air bersih 1,60 meter kubik per detik dan menghasilkan listrik 6,00 megawatt.
Berdasarkan penelusuran kumparan, dalam rilis Kementerian PUPR pada April 2019 terdapat perbedaan data mengenai anggaran. Biaya pembangunan tercatat sebesar Rp 3,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Dengan kapasitas tampung 90,4 juta meter kubik, bendungan bakal dimanfaatkan untuk irigasi 15.519 hektar serta dengan kapasitas air baku 1,5 meter kubik per detik. Rilis ini menjadi informasi terakhir yang diunggah di laman Kementerian PUPR soal Bendungan Bener.
Sebelumnya, pada Januari 2019 terdapat rilis soal kunjungan kerja Komisi V DPR RI. Dalam siaran pers kunjungan kerja ini, disebutkan bahwa anggaran yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 3,9 triliun.
Bendungan Bener dibangun dengan tipe bendungan urugan batu membran beton, di mana kapasitas totalnya sekitar 81,66 juta meter kubik.
ADVERTISEMENT
Saat itu, proyek bendungan juga diklaim sebagai bendungan yang tertinggi di Indonesia. Ketinggian waduk tercatat sekitar 159 meter, dengan panjang timbunan 543 meter dan lebar bawah 290 meter.
Keberadaannya difungsikan untuk suplai air ke Kabupaten Purworejo, Kebumen, hingga Kulonprogo. Selain itu, nantinya juga dimanfaatkan sebagai penopang PLTA untuk menyuplai energi listrik sebesar 6 MW.
Kemudian, fungsi lainnya yakni sebagai lokasi wisata, pendukung jaringan irigasi pertanian, hingga area perikanan dan konservasi DAS Bogowonto bagian hulu.
Sementara terkait luasan lahan, pada tahun 2017 Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Ditjen SDA PUPR Tri Bayu Adji mengungkapkan, setidaknya pembangunan bendungan membutuhkan lahan seluas 400 hektar.
"Itu kebanyakan milik masyarakat, sudah disosialisasikan dan masyarakat bisa menerima bahkan menanyakan kapan dibebaskan," ujar Tri dalam rilis PUPR pada September 2017.
ADVERTISEMENT