Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tepis Isu Pangkas Subsidi BBM Buat Makan Siang Gratis, Ini Penjelasan TKN
16 Februari 2024 15:19 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, menepis isu soal rencana Prabowo memangkas subsidi energi, termasuk BBM, untuk dialokasikan ke program makan siang gratis saat dirinya sudah dilantik jadi presiden.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Bloomberg melansir soal ini dengan juga berdasarkan pernyataan Eddy. "Pemerintahan Prabowo dapat menyesuaikan subsidi energi selama dua hingga tiga bulan ke depan setelah mulai menjabat pada bulan Oktober," kata Eddy sebagaimana diberitakan Bloomberg, Jumat (16/2).
Eddy menegaskan rencana pemangkasan subsidi ini tidak benar. Menurut dia, yang akan dilakukan pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya adalah mengevaluasi alokasi subsidi energi apakah sudah tepat sasaran.
"Enggak, enggak seperti ini, coba dipahami ya, jadi supaya dipahami begini, kita punya subsidi energi tahun lalu Rp 500 triliun, tahun ini Rp 350 triliun ya. Dari total subsidi energi itu terbesar porsinya adalah untuk subsidi Pertalite dan subsidi LPG 3 kg, itu terbesar," ujar Eddy kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Menurut Eddy, anggaran yang besar tersebut saat ini lebih banyak dinikmati oleh kalangan menengah atas.
Wakil Ketua Komisi VII itu menjelaskan, hal inilah yang akan dievaluasi oleh Prabowo nanti. Soalnya, lanjut dia, bila subsidi energi ini sudah tepat sasaran, tidak akan menghabiskan anggaran ratusan triliun.
"Kalau ini kita evaluasi, kita tata untuk pemberian subsidinya tepat sasaran, anggaran subsidi energi kan tidak perlu sebesar itu. Melakukan evaluasi terhadap apa namanya pemanfaatan subsidi energi agar lebih tepat sasaran, bukan dipangkas," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun langkah kedua untuk menekan anggaran subsidi energi ini, kata Eddy, adalah dengan memanfaatkan sumber daya energi dalam negeri.
"Kita manfaatkan sumber-sumber energi dalam negeri yang sifatnya hijau seperti surya, seperti air, seperti panas bumi supaya apa, mengurangi ketergantungi terhadap impor, impor apa, impor bbm, LPG 3 KG. Dengan cara begitu kan artinya ada penghematan juga," ujarnya.