Terapkan Industri Hijau, IKM Paradise Batik Raup Omzet Rp 3,6 M per Tahun

22 Juni 2023 15:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses produksi batik di Paradise Batik, Bantul Yogyakarta, Kamis (22/6/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proses produksi batik di Paradise Batik, Bantul Yogyakarta, Kamis (22/6/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Industri Kecil dan Menengah (IKM) asal Yogyakarta, Paradise Batik adalah satu-satunya IKM di Indonesia yang mendapatkan Sertifikat Industri Hijau (SIH) saat ini. Produsen batik ini meraih penganugerahan SIH pada tahun 2021 (SIH 13134:2019).
ADVERTISEMENT
Paradise Batik merupakan perusahaan pakaian batik ready to wear dan kain batik eksklusif dengan corak kontemporer, berlokasi di Bantul, Yogyakarta, dan berdiri sejak tahun 1983.
General Manager Paradise Batik, Muhammad Anwar Karim mengatakan penerapan industri hijau bisa menekan ongkos produksi industri mencapai 10-30 persen. Hal itu secara tidak langsung berdampak pada omzet perusahaan.
"Untuk semua store dalam satu tahun omzet mencapai Rp 3,6 miliar," kata Anwar saat ditemui di Paradise Batik, Yogyakarta, Kamis (22/6).
Paradise Batik menjalankan bisnis yang terintegrasi mulai dari produksi kain batik kemudian melalui proses produksi baju jadi sampai dijual secara retail di showroom yang ada di beberapa kota di Indonesia yaitu Yogyakarta sebagai pusatnya, Semarang dan Malang.
Proses produksi batik di Paradise Batik, Bantul Yogyakarta, Kamis (22/6/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Dalam proses bisnisnya, perusahaan telah menerapkan prinsip 3R mulai dari proses produksi sampai produk diterima oleh konsumen. Misalnya, penggunaan kompor batik listrik dan juga kompor batik berbahan bakar LPG untuk membatik, mengganti lampu TL (neon) menjadi lampu LED, sehingga terjadi efisiensi pemakaian energi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perusahaan telah memiliki IPAL mandiri, limbah berupa kain sisa dimanfaatkan kembali menjadi produk bernilai tambah (sustainable product) dengan tujuan zero waste, pengolahan kembali lilin malam dengan nilai recycle sebanyak 95 persen, serta penerapan kualitas kontrol di setiap proses produksi yang bertujuan untuk meminimalkan produk rusak sehingga efisiensi hasil produksi mencapai 95 persen.
"Investasi untuk IPAL sekitar Rp 400 juta. Karena kita pakai bahan yang kuat. Bantul ini kan area rawan gempa. Jadi sekalian kita bangun yang kuat dan tahan lama," tegasnya.
Proses produksi batik di Paradise Batik, Bantul Yogyakarta, Kamis (22/6/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Dalam upaya penerapan industri hijau, Paradise Batik merasakan beberapa manfaatnya, antara lain efisiensi bahan baku, energi dan air sehingga ada penghematan dibandingkan sebelum penerapan Industri hijau. Selain itu, efisiensi proses produksi yang sesuai SOP dan instruksi kerja sehingga mengurangi waktu tunggu produk, meminimalisasi limbah dan emisi yang dihasilkan, serta peningkatan daya saing produk.
ADVERTISEMENT
Proses produksi Paradise Batik dimulai dari kain putih, proses pembatikan, jahit, finishing, quality control, sampai dengan proses pemasaran yang diawasi ketat untuk memastikan kualitas produk.
Saat ini pemasaran Paradise Batik masih menyasar pasar domestik, terbesar permintaan adalah dari Jakarta. Saat ini Paradise Batik berupaya agar produk Industri Kecil asal Bantul Yogyakarta ini bisa merambah pasar luar negeri. Secara sertifikasi legalitas produk, Anwar percaya diri produknya ini layak bisa diterima pasar yang lebih luas.
"TKDN kita juga sudah ada. Legalitas kita sudah lengkap. Kita ingin jadi perusahaan yang terus berkembang. Setiap ada sertifikasi kita selalu ajukan diri untuk kita jadi yang pertama. Seperti kemarin (sertifikasi) industri halal dari Kementerian Perindustrian," pungkas dia.
ADVERTISEMENT