Terdampak Corona, Bursa Efek di Negara-negara Ini Anjlok hingga Ditutup

18 Maret 2020 7:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Virus corona turut menjangkit pasar keuangan global. Bursa saham di seluruh dunia pun anjlok.
ADVERTISEMENT
Bahkan Filipina hingga menutup bursa efeknya pada Selasa (17/3) untuk mencegah penyebaran covid-19. Hal ini sejalan dengan keputusan pemerintah Filipina untuk melakukan karantina massal atau lockdown di Manilla dan Pulau Luzon.
Hingga Selasa (17/3) malam, Kementerian Kesehatan Filipina melaporkan ada 45 kasus baru corona, sehingga total 187 orang positif terkena covid-19. Dalam sebelas hari terakhir, ada 12 orang yang positif corona meninggal dunia.
Tak hanya di pasar saham, Filipina pun menutup seluruh transaksi di pasar mata uang valuta asing dan obligasi. Belum ada pemberitahuan lebih lanjut kapan penutupan selesai dilakukan.
“Untuk memastikan keselamatan karyawan dan pedagang di tengah isolasi nasional yang lebih luas," ujar Presiden The Philippine Stock Exchange Ramon Monzon seperti dikutip Reuters, Rabu (18/3).
ADVERTISEMENT
Filipina menjadi negara pertama dan satu-satunya hingga saat ini yang menutup sementara seluruh pasar keuangannya hingga waktu yang belum ditentukan. Penutupan tersebut dinilai juga sebagai respons dari anjloknya indeks saham Filipina.
Indeks bursa saham Filipina jatuh 8 persen pada penutupan perdagangan Senin (16/3). Indeks anjlok 20 persen selama Maret 2020, sekaligus menjadi penurunan terburuk sejak Oktober 2008.
Selain Filipina, Bursa Chicago (CME.O) juga tutup pada Jumat (13/3) hingga waktu yang belum ditentukan. Keputusan itu diambil untuk mencegah para karyawan tertular corona.
Bursa saham di Timur Tengah pada pekan lalu juga mengambil langkah yang sama, meskipun perdagangan secara online tetap tersedia.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso

Ditangguhkan

Selain itu, ada juga sejumlah negara yang hanya menangguhkan selama beberapa jam perdagangan. Bursa Kuwait contohnya, dalam sebulan ini menangguhkan dua kali perdagangan harian karena saham anjlok lebih dari 10 persen.
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia juga memutuskan untuk menghentikan perdagangan selama setengah jam jika indeks saham turun 5 persen.
Bahkan bursa saham AS, Wall Street, sempat dihentikan selama 15 menit usai pembukaan karena indeks S&P 500 jatuh hingga 8 persen, melewati batas aman 7 persen.

Tetap Buka Meski Anjlok

Hingga saat ini, Bursa Efek Malaysia masih berkomitmen untuk tetap membuka pasar keuangan.
The Kuala Lumpur Composite Index (KLCI) anjlok 165 poin atau turun 12 persen sejak awal tahun ini hingga kemarin.
bursa saham Italia, FTSE MIB, turun hingga 38 persen sejak awal tahun ini (year to date/ytd). Bursa Jerman, DAX Index, turun 32 persen (ytd).
Bursa Efek China, SSE Composite Index, turun 5 persen sejak awal tahun ini (ytd). Sedangkan indeks utama Korea Selatan, Kospi, turun 19 persen (ytd).
ADVERTISEMENT
Indeks Singapura, Strait Times Index, turun 18 persen (ytd) dan Hong Kong, Hang Seng Index, turun 15 persen (ytd).
Indeks saham Jepang, Nikkei, jatuh 2,5 persen pada Senin (16/3). Level penutupan ini merupakan yang terendah sejak November 2016. Sejak awal tahun ini, Nikkei telah anjlok sekitar 25 persen.