Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Terdampak Corona, THR Pegawai Pusat Perbelanjaan Terancam Dipotong 50 Persen
31 Maret 2020 13:26 WIB

ADVERTISEMENT
Pengusaha yang tergabung dari Himpunan Peritel dan Penyedia Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) berkomitmen membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi seluruh pegawai. Namun di tengah mewabahnya virus corona seperti ini, kemungkinan pengusaha hanya mampu membayarkan THR sebesar 50 persen.
ADVERTISEMENT
“Ada kalau dari teman-teman mungkin 50 persen,” urai Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah kepada kumparan, Selasa (31/3).
Dia menjelaskan, pembayaran gaji di bulan Maret dan April 2020 ini menguras kas yang dimiliki perusahaan. Menengok saat ini pengusaha ritel terseok-seok dalam menjalankan bisnis.
“Artinya tidak ada niat untuk tidak membayar. Dan kami masih membayarkan April ini jadi membayarkan salary (di saat seperti ini) itu menguras cash,” tuturnya.
Pemotongan THR bagi karyawan ini merupakan dampak dari meluasnya pandemi virus corona. Para tenant mal pun mengalami penurunan omzet hingga 80 persen, bahkan menutup gerainya.
Untuk mengurangi beban operasional pengusaha memilih untuk merumahkan karyawan. Menurut Budihardjo, industri ritel merupakan bisnis yang membutuhkan uang kas agar bisnis tetap berlangsung.
ADVERTISEMENT
“Stok 300.000 karyawan (tidak termasuk minimarket). 50 persennya itu dirumahkan. Rata-rata karena tenant tutup. Sehingga mereka dirumahkan. Seperti FnB, cafe hanya sisa sedikit (yang buka). Mereka dirumahkan hak-haknya diberikan tapi tidak full. Tidak ada tunjangan transport para karyawan,” katanya
Sebelumnya, Budihardjo mengungkapkan, memang sudah ada kesepahaman juga antara pihaknya dengan pengelola mal. Tutupnya sebagian mal itu, kata Budihardjo, juga menyusul sudah banyak bioskop dan permainan yang tidak beroperasi lebih dulu.
“Toh yang datang juga enggak ada, bahaya juga untuk penularan mendingan karyawan kita yang tidak prioritas seperti toko emas, baju, salon (tutup). Kalau bioskop sudah tutup kenapa (ini) enggak supaya ya 2 minggu atau sebulan tutup dulu tapi supermarket buka, money changer buka, ATM jalan semua jadi nggak mengganggu,” ujar Budihardjo.
ADVERTISEMENT