Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Terkendala Lahan, Proyek Kilang Pertamina di Tuban Pakai Tanah PTPN
23 Mei 2018 18:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Pembangunan Grass Root Refinery (GRR) Tuban terganjal masalah pembebasan lahan. Kilang Tuban membutuhkan lahan seluas 800 hektare (ha). Separuh di antaranya adalah lahan milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan lahan milik KLHK ini harus mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan. Sampai sekarang persetujuan tersebut belum diperoleh.
Plt Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, bukan hanya masalah lahan dengan KLHK, ada juga sengketa lahan dengan warga sekitar yang pembebasannya diperkirakan akan memakan waktu. Karena itu, Nicke mencari cara agar pembangunan kilang baru ini tetap berjalan, salah satunya dengan menggunakan lahan miliki PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
“Kita cari opsi lain dengan lahan miliki BUMN lain PTPN. Sudah survei dan initial investigation. Labuhan juga sudah survei dan cocok bangun kilang di situ,” kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/5).
ADVERTISEMENT
Nicke mengaku penggunanan lahan PTPN tidak akan serumit lahan warga ataupun KLHK, sebab ada sinergi satu sama lain dengan BUMN. Jadi, persetujuannya tidak akan panjang. “Yang penting proyeknya jalan. Enggak usah muter-muter,” ujarnya.
Nicke mengakui untuk dapat menyelesaikan masalah lahan milik KLHK dan milik warga, pemerintah perlu membuat regulasi baru. Gunanya, agar setiap pembebasan lahan untuk pembangunan kilang tidak bermasalah.
Salah satu yang diusulkan Nicke adalah perlu adanya Peraturan Presiden yang baru untuk menegaskan proyek kilang masuk dalam Proyek Strategi Nasional (PSN) sehingga masalah lahan tidak terkendala lagi.
“Perlu adanya perubahan regulasi agar proyek Pertamina masuk Proyek Strategi Nasional (PSN) karena saat ini kita enggak bisa pakai UU Nomor 22 itu. Perlu proses panjang,” katanya.
ADVERTISEMENT
Pembangunan kilang Tuban diperkirakan selesai pada 2025 dengan tambahan kapasitas crude oil 300,000 barel per hari. Di proyek kilang GRR Tuban ini, Pertamina bermitra dengan perusahaan migas raksasa asal Rusia, Rosneft. Adapun perkiraan produk BBM yang nanti akan dihasilkan kilang Tuban adalah gasoline sebanyak 80.000 barel per hari, Solar 99.000 barel per hari, dan Avtur 26.000 barel per hari.
Sedangkan untuk produk baru petrokimia adalah polypropylene 1,3 juta ton per tahun, poliytilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun.