Terminal Hijau Pertamina di Lahan Pelindo Kalibaru Dibangun Akhir 2024

1 November 2023 15:09 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) Kalibaru akan dikembangkan oleh PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT Pelindo (Persero). Foto: PIS
zoom-in-whitePerbesar
Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) Kalibaru akan dikembangkan oleh PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT Pelindo (Persero). Foto: PIS
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) menargetkan pembangunan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) di kawasan Kalibaru, Tanjung Priok, Jakarta Utara, bisa dimulai akhir tahun 2024 untuk mendukung operasional Terminal BBM di Plumpang.
ADVERTISEMENT
Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Erry Widiastono, menuturkan terminal dengan konsep modern dan hijau atau ramah lingkungan ini sedang tahap persiapan lahan oleh PT Pelindo (Persero) dan desain.
"Rencananya itu akhir 2024 ini baru siap lahannya. Jadi kita baru bisa membangun itu terminal itu di akhir tahun 2024," kata Erry usai acara Pertamina Digital Expo, Rabu (1/11).
Erry menuturkan, butuh waktu 1-2 tahun untuk membangun terminal di Kalibaru dan akan dilakukan secara bertahap menyesuaikan peta jalan transisi energi yang diusung Pertamina.
"Kita menyadari bahwa hidrokarbon sekarang sudah mulai ke arah renewable, nanti mungkin yang hidrokarbon akan mengecil menggantikan kepada chemical, gas, dan seterusnya. Itu akan dilakukan bertahap," jelasnya.
Berdasarkan catatan kumparan, rencana pembangunan JIGT dimulai dari tahun ini dengan proses reklamasi, dilanjutkan dengan FEED (Front End Engineering Design) pada 2024 dan konstruksi awal serta penguatan struktur di 2025.
ADVERTISEMENT
Sementara pengoperasian terminal akan dilakukan dalam beberapa tahap. Fase pertama periode 2027-2035 yakni operasional storage bahan bakar BBM, fase kedua pada 2035-2040 untuk pembangunan dan operasional storage LNG, FAME, dan Used Cooking Oil (UCO), fase terakhir 2040 pembangunan dan operasional untuk storage hidrogen.
Untuk tahap pertama, yaitu pengembangan Terminal BBM membutuhkan investasi sekitar USD 350-550 juta atau Rp 5,3-8,3 triliun.
Penandatanganan kerja sama Pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) antara PT Pertamina International Shipping dan PT Pelindo (Persero), Jumat (1/9/2023) Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Kapasitas penampungan terminal tersebut mencapai 6,3 juta barel untuk memenuhi kebutuhan energi area Jabodetabek, alias 3 kali lebih besar dari Terminal Integrated Jakarta Plumpang yang sempat mengalami tragedi kebakaran merembet ke perumahan warga.
Integrated Terminal Jakarta Plumpang kini meng-cover 15 persen suplai BBM Nasional. Terminal yang telah beroperasi selama hampir 50 tahun ini dinilai perlu ada peningkatan kapasitas dan kapabilitas untuk menjawab kebutuhan energi mendatang.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengungkapkan rencana pemindahan Depo Plumpang ke Terminal Kalibaru di lahan PT Pelindo (Persero) tidak akan secara menyeluruh.
Nicke berkata, Depo Plumpang tidak hanya memiliki fasilitas terminal BBM untuk retail dan industri, melainkan ada fasilitas lain terkait produk LPG, pelumas (lubricant), serta pusat riset dan teknologi, termasuk operasional PT Elnusa.
Dia mengungkapkan, fasilitas yang akan dipindahkan hanya terminal BBM untuk keperluan retail. Pasalnya, setiap hari Depo Plumpang melayani 1000 pengisian tangki BBM dan butuh tempat yang lebih aman karena jumlahnya terus bertambah.
"Sehingga di sini akan ada nanti pelumas, BBM industri, tetap di sini. Sehingga nanti ini dua-duanya (Terminal Plumpang dan Kalibaru) berjalan tapi dengan produk yang berbeda," jelasnya saat rapat dengan Komisi VII DPR, Kamis (16/3).
ADVERTISEMENT